Mohon tunggu...
Dewi Amsika IF
Dewi Amsika IF Mohon Tunggu... Mahasiswa - MHS Unikama_210402080001

Mahasiswa Unikama

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Genre Sastra Menurut Rene Wellek dan Austin Warren

12 April 2022   23:27 Diperbarui: 12 April 2022   23:50 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawaban Corce, apakah sastra merupakan koleksi puisi, drama dan novel.. tidak mempertimbangkan perkembangan sejarah sastra.

Sastra sebagai kelembagaan memaksa pengarang juga ide epik yang abstrak. mengetahui apa itu hukum puisi epik sejati juga hukum dramatik, lirik juga mengerti cara mengulur, mengubah bentuk klasik.

Jenis sastra "lembaga" dan "hidup" adalah orang dapat bekerja, mengekspresikan diri dan bertindak jauh mencipta atau mengubah.

Tipe genre ialah prinsip keteraturan didasarkan tipe struktur dimana penilaiannya dari pengalaman dan konsep.

Ciri penulisan kritik adalah penemuan dan penyebaran kelompok baru, hingga mucul dua jenis sastra utama dari Aristoteles dan Horace (tragedi dan epik). Timbul perbedaan prosa-puisi, sastra-rekaan menjadi fiksi, drama dan puisi.

Plato dan Aristoteles membagi kategori puisi menurut "cara menirukan" yaitu puisi lirik (pesona penyair sendiri), puisi epik atau novel (pengarang sebaga narator dan membuat para tokoh berbicara dalam wawancara), drama (pengarang menghilang di balik tokoh-tokohnya).

Tiga jenis puisi menurut Hobbes yaitu puisi heroik (epik dan tragedi), puisi scommatic (satire dan komedi) dan puisi pastoral. jenis puisi menurut E.S Dallas yaitu puisi drama (memakai orang kedua dengan waktu sekarang), puisi cerita atau epik (orang ketiga bentuk waktu lampau), puisi lagu atau lirik (orang ketiga bentuk waktu future). namun menurut John Erskine, lirik merupakan bentuk waktu masa sekarang, drama mengeskpresikan ewaktu lampau dan espik mengekspresikan bentuk masa depan.

dari Jakobson, lirik adalah orang pertama tunggal dan bentuk waktu sekarang epik bentuk orang ketiga masa lampau.

tapi jenis sastra memang memiliki status?

menurut Aristoteles dan orang-orang YUnani, ciri epik dalah penyampaian dengan lisa, sedangkan puisi diirigi dengan seruling.

hierarki jenis sastra merupakan suatu kalkulus tidak diukur berdasarkan jumlah pembaca atau pendengar. perbedaan bentuk memiliki nda dan ethos yang berbeda. dengan didasarkan pada bentuk luar dan bentuk dalam. namun sebaiknya didasarkan pada jumlah suku kata atau isi.

adanya acuan tradisional meski tidak semua teknik klasik bersifat struktur. teori klasik bersifat mengatur dan memberik pola meskipun tidak memaksa. bukan berarti tidak konsisten, ada kesatuan nada yang ketat, murni dan 'sederhana' di gaya tertentu, konsentrasi emosi tunggal, plot dan tema tunggal. juga membuat perbedaan sosial pada tiap genre, artinya menentukan tingkatan tokoh dan gaya yang dianggap unsur, panjang dan lebar, keseriusan nada.

van tieghem berpikir bahwa dasar teori estetis klasik jauh lebih kuat dari teori modern. teori modern yang bersifat deskriptif, tidak membatasi jenis sastra dan tidak ada aturan untuk diikuti pengarangnya. apalagi, teori modern menganggap teori tradisional mudah 'digabung' dan menghasilkan jenis baru.
gabungan ini merupakan kesenangan orang-orang terhadap karya sastra.

pendekatan genre sendiri memperhatikan perkembangan internal sastra. kaitan genre primitif dengan genre sastra berkembang, kaitan puisi populer dengan sastra serius yang akhirnya menyimpulkan jika 'sastra perlu memperbarui diri denna "barbarisasi kembali" secara terus menerus'

tidak hanya sifat genre, ada pula sejarah genre. menulis sejarah tabpa filsafat sejarah akan menghasilkan sedertan catatan kronik. maka, sejarah tragedi dapat ditulis dengan menelusuri perkembangan sejarah lalu melihat masa perkembangan atau kemunduran  sejarah dengan cara penjabaran secara umum dan urutan kritis.

masalah genre merupakan masalah sejarah sastra yang bersangkutan dengan sifat dari bentuk sastra yang universal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun