Mohon tunggu...
Amru Hidayah
Amru Hidayah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

TALI MEDIA (Taman Literasi Media) untuk Mencegah Hoaks

10 November 2017   23:33 Diperbarui: 11 November 2017   00:42 1595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dampak Hoax
Dampak Hoax
Hoax tak sekedar informasi, namun dapat menjadi sumber pundi pundi uang jika diorganisasi dengan rapi. Penangkapan Saracen (Cnn, 2017) pada hari Rabu (28/08/2017) menunjukkan bahwa hoax makin rapi dan profesional.  Kelompok ini menebarkan hoax melalu media sosial dengan membuat group berita dan media online dengan bantuan akun palsu. Informasi yang disebarkan menyebabkan masyarakat kebingungan dan resah. Dampak dari penyebaran hoax antara lain adalah menyita waktu, perpecahan, menurunkan reputasi, menguntungkan pihak tertentu, dan fakta tak lagi dipercaya.

Hoax menyita waktu. Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengingatkan agar cerdas dalam menggunakan media sosial sesuai porsi, "Jangan sampai perhatian kita terhadap keluarga dan orang sekitar menjadi berkurang." (Telko, 2017). Pepatah lama mengatakan waktu adalah uang, sehingga dengan membuang waktu membaca hoax sama saja kita telah membuang uang. Dikutip dari Merdeka kerugian perusahaan mencapai Rp 10 juta pertahun sedang individu Rp 200 ribu pertahun jika setiap pekerja menghabiskan 10 detik per hari untuk membaca pesan hoax.

Perpecahan juga dapat tercipta akibat berita hoax karena muatan berita palsu sering berisi konten SARA. Dikutip antaranews, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan bahwa Indonesia merupakan keragaman sehingga kita harus memahami bahwa sebesar dan sekeras apapun perbedaan, kita tetap satu keluarga. Beliau berharap masyarakat menggunakan nalar dan hati sehingga tidak mudah termakan berita hoax.

Penurunan reputasi seseorang atau kelompok dapat direkayasa melalui berita hoax. Menurut @Kemendikbud (07/04/2017), pelaku kejahatan dapat menjatuhkan status sosial objek berita melalui media sosial. Berita bohong banyak beredar saat kampenye presiden atau pilkada. Penurunan reputasi dapat berakibat menguntungkan pihak tertentu. Kasus sarancen juga menunjukkan berita hoax bermotif ekonomi untuk menunrunkan reputasi ataupun untuk menguntungkan pihak tertentu.

TALI MEDIA (Taman Literasi Media) untuk mencegah hoax

TALI MEDIA (Taman Literasi Media)
TALI MEDIA (Taman Literasi Media)
Viralnya berita hoax membuat fakta tak lagi dipercaya. Jika hal ini terjadi, maka masyarakat tidak akan dapat membedakan berita nyata atau rekayasa. TALI MEDIA (Taman Literasi Media)  merupakan edulasi literasi dari jenjang TK hingga berada di jenjang perguruan tinggi. TALI MEDIA mengajarkan literasi media melalui unsur teori, diskusi, publikasi, kompetensi, dan pengabdian. Teori menitik beratkan pada materi isi literasi, sedang diskusi berfokus pada komunikasi siswa terhadap suatu masalah. Publikasi upaya penghargaan karya siswa dan kompetensi adalah penguatan siswa baik dari segi kompetensi dasar, kompetensi penunjang maupun sikap. Pengabdian masyarakat merupakan tindak lanjut dari pemahaman literasi media secara keseluruhan. Lima unsur tersebut diajarkan di jenjang TK, SD, SMP, SMA, maupun perguruan tinggi sesuai karakter peserta didik pada setiap jenjang.


Karakter siswa TK masih gemar bermain, karena itu upaya menanamkan literasi dengan cara bermain yang menyenangkan. Teori dapat diajarkan dengan Labirin Kata, diskusi dengan Kedai Literasi, dan publikasi menggunakan mading. Kompetensi dan pengabdian belum diajarkan pada jenjang ini.

Labirin kata merupakan labirin berisi jalan kata dan memiliki beberapa pos. Siswa yang akan memasuki labirin akan dihadapkan pada suatu cerita yang harus di ingat sebagai petunjuk jalan saat di dalam labirin. Siswa yang memahami cerita akan dapat menemukan jalan keluar labirin dengan melewati jalan kata yang sesuai cerita. Jika tidak memahmi, maka siswa tersebut akan terjebak dalam labirin sebab salah menentukan jalan yang harus dilewati.

Kedai literasi berisi permainan yang menggunakan potongan-potongan cerita rakyat. Setiap siswa akan mendapat satu potongan cerita. Mereka akan berinteraksi dan berdiskusi untuk mengumpulkan cerita yang utuh dan benar. Kelompok siswa yang berkumpul terlebih dahulu akan dinyatakan sebagai pemenang dan mendapatkan hadiah.

Mading TK berisi karya siswa TK baik berupa gambar maupun tulisan. Pembaharuan mading dilakukan setiap minggu. Karya yang termuat akan mendapatkan poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah saat penerimaan rapot pada akhir semester.

Taman literasi SD tidak terlalu jauh berbeda dengan siswa TK. Permainan yang terdapat di SD adalah pesan berantai dan game tanya. Pesan berantai berupa permainan untuk menguji kemampuan siswa menyampaikan berita dalam satu kelompok. Siswa pertama akan mendengar satu cerita yang wajib diceritakan kepada siswa kedua secara menyendiri. Siswa kedua bercerita kepada siswa ketiga. Siswa terakhir wajib menceritakan ulang cerita tersebut di depan semua anggota kelompok. Permainan ini akan menunjukkan bagaimana cara menyampaikan berita secara benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun