Mohon tunggu...
Amran Ibrahim
Amran Ibrahim Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pencatat roman kehidupan

iseng nulis, tapi serius kalau sudah menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Zulkifli Hasan Punya "Jimat" Anti Bully?

20 Mei 2019   00:53 Diperbarui: 20 Mei 2019   01:13 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasca pemilu 2019, Zulhas yang mendukung Prabowo-Sandi setidaknya tercatat sudah dua kali melakukan pertemuan resmi dengan Jokowi. Pertemuan pertama berlangsung pada Rabu (24/4/2019) pada pelantikan Murad Ismail dan Barbanas Orno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku. Pertemuan kedua, dibalut dengan agenda buka puasa pada Jumat (10/5/2019).

Info terbaru, juga diberitakan Zulhas telah memberikan selamat kepada cawapres petahana, Ma'ruf Amin, saat acara buka bersama Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), Minggu 19 Mei 2019.

"Pak Kiai selamat. Walaupun nanti tanggal 22 (Mei)  tapi saya ucapkan selamat," kata Zulhas.

Usai singgah dan memberikan ucapan selamat, pada hari yang sama, Zulhas melanjutkan manuver politiknya dengan melakukan pertemuan 'gelap-gelapan' dengan jajaran struktur utama Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf  yang berlangsung di Bekasi, Jawa Barat. Pertemuan itu dihadiri semua petinggi TKN dan sejumlah sekretaris jenderal partai dan ketua umum partai pendukung petahana. Hadir diantaranya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate, dan Bendahara TKN Wahyu Sakti Trenggono.

Dari semua rangkaian pertemuan dan desas-desus PAN yang bakal kembali loncat pagar mendukung petahana (seperti pilpres 2014), hebat dan super dupernya, tak satupun serangan ataupun hujatan baik itu dari kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi maupun dari warganet yang menganggap langkah Zulhas dan PAN sebagai pengkhianat perjuangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.

Hal ini tentu sangat berbeda jika kita melihat serangan kepada Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang hanya bertemu Jokowi satu kali pasca pemilu 2019, dan pertemuan itupun lantaran atas undangan Jokowi, bukan inisiatif ataupun manuver politik. Labelling pengkhianat dan serangan brutal oleh kubu 02 serta warganet yang terprovokasi tidak hanya ditujukan pada AHY dan Partai Demokrat, tapi juga dialamatkan kepada Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Ani Yudhoyono yang tengah berjuang untuk kesembuhannya dari penyakit kanker darah. Tak jarang, serangan tersebut tidak lagi hanya brutal, tapi sudah termasuk kategori keji, biadab, dan tidak berperikemanusiaan.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan merupakan sosok yang super duper. Kalau boleh berasumsi, mungkin beliau punya 'jimat' anti bully, sehingga tindak tanduknya serta manuver partainya aman dari hujatan kubu 02, serta kebrutalan dan kebengisan buzzer bayaran di media sosial. 

Jimat itu mungkin bisa jadi berupa pengasih, atau jimat yang ditanam di Kartanegara (baca: Amien Rais) agar PAN tidak diganggu dan diserang. Atau nih, kalau lagi-lagi boleh beramsumsi, jangan-jangan pria yang akrab disapa Zulhas dan partai yang dipimpinnya memang tidak dianggap atau tidak terlalu diperhitungkan oleh tokoh maupun elite politik lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun