Menyusuri gang-gang kecil di Sanan mengingatkan masa-masa ketika saya duduk di sekolah dasar. Banyak teman-teman yang tinggal di kawasan Sanan, yang dari dulu dikenal dengan Sanan Tempe.
Ada yang menarik sekaligus mengundang rasa geli ketika saat itu saya sering melewati Sanan Tempe sambil menikmati segala aktivitas pembuatan tempe secara tradisional. Bagaimana tidak geli, dahulu untuk memisahkan kedelai dari kulitnya dilakukan senam khusus, alias diinjak-injak dalam bak semacam kolam besar.
Bersama Yuyun Mudjiawati, sahabat masa SD perajin tempe Sanan - Dok. Pribadi
Dan yang membuat geli adalah ibu-ibu atau nenek-nenek yang menginjak-injak biji kedelai selalu menaikkan kain panjangnya di atas lutut, bergoyang megal-megol atau menggoyangkan pinggul kanan kiri, menginjak-injakkan kaki ke genangan kedelai hingga kulit kedelai terlepas.
Proses tradisional ini yang membuat saya tidak suka makan tempe. Hingga seiring perkembangan zaman metode tradisional sudah berangsur menghilang. Pembuatan tempe sudah menggunakan cara modern, dengan standar higienis yang semakin diperhatikan. Baru itu saya mau mengonsumsi yang namanya tempe.
Mesin pemotong tempe otomatis milik Ibu Yuyun - Dok. Pribadi
Kedelai Impor Pilihan
Kedelai merupakan salah satu jenis kacang yang mengandung semua jenis asam amino esensial, protein dan isoflavon yang mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Kedelai atau Glycine max ini sangat populer karena dapat diolah menjadi berbagai ragam makanan seperti tempe, tahu, susu, kecap, tauco, terigu, dan minyak.
Keripik tempe mentah dan yang sudah digoreng - Dok. Pribadi
Jenis kedelai yang paling banyak ditanam di Indonesia adalah kedelai berwarna kuning dan hitam yang tak kalah kualitasnya dengan kedelai impor. Sejauh ini terdapat 105 varietas unggul yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi). Kendalanya adalah minimnya petani lokal sedangkan kebutuhan kedelai berkualitas semakin meningkat.
Kampung tempe Sanan Malang Jawa Timur terkenal sebagai sentra produksi tempe dan keripik tempe. Mayoritas warga Sanan adalah perajin tempe turun temurun. Tempe merupakan makanan warisan Jawa kuno sejak abad ke-10 Masehi yang sangat melekat dari jaman ke jaman.