Ada sosok pejuang tak memiliki laras senjata namun ia menjadikan tubuhnya utuh sebagai senjata sekaligus peluru untuk berjuang. Serangan dan sakit bertubi-tubi diterimanya, demi menanti amanah sekaligus hadiah besar dalam hidupnya. Dia adalah: bumil alias ibu hamil.
Perjuangan kehamilan bukan hal yang mudah. Ini merupakan perjuangan teramat berat lagi panjang.Â
Sebagai suami perannya sangat menentukan. Banyak ahli dan pakar baik dokter kandungan hingga psikolog menyarankan perhatian sepenuhnya untuk mereka yang tengah berjuang hebat ini: ibu hamil.Â
Ya, tepat saat ini nyonya mengalami usia kehamilan 9 bulan. Artinya tinggal menghitung hari kami berdua InsyaAllah diberikan amanah besar dari Sang Pencipta. Bantu doanya semoga kami mampu mendidik amanah berharga ini.Â
Hari ini nyonya mendapat rujukan ke rumah sakit spesialis ibu dan anak. Salah satu RS rekomendasi di kota Jombang.
Kami berdua selalu sepakat bahwa mempercayakan kehamilan perdana di tempat yang spesialis. Pertimbangannya sederhana: kami baru belajar dan mencoba selalu memberikan yang terbaik untuk amanah besar ini.Â
Untuk pembaca kami ingin sedikit berbagi pengalaman berharga selama awal pernikahan hingga perjalanan mengemban amanah di kandung badan selama 9 bulan. Kata kuncinya tidak menyenangkan tapi membahagiakan hehe. Alhamdulillah.
Sang PejuangÂ
Perjuangan seorang ibu memang luar biasa dahsyatnya. Saya menyaksikan sendiri betapa nyonya harus bertempur saban harinya.
Menahan sakit secara fisik, gempuran mental dan ujian lainnya di sana-sini.Â
Kiai kami pernah berpesan, "le yang sabar ya, nanti ujian kalian akan datang dari berbagai arah, entah ekonomi, keluarga, tetangga. Kalian kudu sing sabar ya".