Argomulyo, 23 September 2025 - Sampah rumah tangga dan permasalahan resapan air masih menjadi isu lingkungan yang dihadapi masyarakat , termasuk di Dusun Srontakan, Desa Argomulyo, Sedayu. Volume sampah yang semakin meningkat serta kurangnya sistem pengelolaan yang efektif sering menimbulkan masalah, mulai dari pencemaran lingkungan hingga genangan air yang mengganggu.
Melihat kondisi tersebut, mahasiswa YSI BEM KMFT UMY 2025 hadir dengan program argo bersih yang mengusung pengaplikasian biopori dan losida sebagai solusi sederhana, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Biopori diterapkan untuk meningkatkan daya serap tanah, mengurangi genangan air, sekaligus mengolah sampah organik menjadi kompos bermanfaat. Sementara itu, losida (Lodong Sisa Dapur) digunakan untuk mepermudah pemisahan dan penumpukan sampah rumah tangga, sehingga kualitas lingkungan tetap terjaga.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa YSI BEM KMFT UMY 2025 melakukan sosialisasi, pendampingan, serta praktik langsung bersama masyarakat. Warga Srontakan diajak memahami cara membuat biopori dan losida, serta manfaat yang bisa diperoleh, baik dari sisi lingkungan maupun ekonomi.
Ketua program menyampaikan bahwa langkah ini bukan hanya sekadar proyek mahasiswa, tetapi bentuk kolaborasi nyata antara kampus dan masyarakat. "Kami ingin teknologi sederhana ini benar-benar digunakan oleh warga, sehingga manfaatnya bisa berkelanjutan, terutama dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan," ungkapnya.
Masyarakat pun menyambut baik program ini dengan harapan mampu memperbaiki pola pengelolaan sampah di dusun mereka. program ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi desa lain untuk mengadopsi teknologi serupa, demi terciptanya lingkungan yang lebih hijau, sehat, dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI