Lihat ke Halaman Asli

El Shadai Megawati D.T

Mahasiswa Akuntansi Universitas Kristen Indonesia Paulus

Peran Akuntansi Forensik dalam Menghadapi Kejahatan Keuangan Berbasis Kripto (Crypto Fraud)

Diperbarui: 7 Oktober 2025   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Kemajuan teknologi keuangan digital telah membawa perubahan signifikan dalam sistem ekonomi global. Salah satu inovasi terbesar adalah munculnya aset kripto seperti Bitcoin, Ethereum, dan stablecoin lainnya. Aset digital ini memungkinkan transaksi dilakukan secara cepat, aman, dan lintas negara tanpa perantara lembaga keuangan tradisional. Namun, di balik kemudahan tersebut, aset kripto juga menimbulkan tantangan besar bagi dunia akuntansi dan hukum, terutama dalam konteks kejahatan keuangan berbasis kripto (crypto fraud).

Kejahatan berbasis kripto meliputi berbagai bentuk pelanggaran seperti pencucian uang digital, skema Ponzi berbasis aset kripto, penipuan investasi (crypto scam), hingga penggelapan dana melalui transaksi anonim. Dalam menghadapi tantangan ini, akuntansi forensik memiliki peran penting sebagai alat investigatif untuk mendeteksi, menganalisis, dan mencegah terjadinya kejahatan keuangan digital. Akuntansi forensik kini tidak hanya berfokus pada audit laporan keuangan konvensional, tetapi juga meluas ke ranah digital forensics dan blockchain analysis untuk mengurai transaksi kripto yang kompleks.

Perdagangan dan investasi aset kripto berkembang pesat sejak satu dekade terakhir. Sifatnya yang desentralisasi membuat sistem blockchain tidak bergantung pada otoritas tunggal seperti bank atau pemerintah. Namun, kondisi ini menciptakan ruang bagi oknum untuk melakukan kejahatan keuangan tanpa mudah terlacak.

Menurut laporan Chainalysis (2024), nilai transaksi kripto ilegal mencapai lebih dari USD 24 miliar pada tahun 2023. Modus yang umum digunakan antara lain crypto Ponzi scheme, money laundering, dan cyber theft melalui pertukaran aset digital. Karakteristik transaksi kripto yang pseudonim---di mana identitas pemilik wallet tidak diketahui secara langsung---menjadi tantangan besar dalam investigasi keuangan.

Selain itu, transaksi lintas negara yang terjadi dalam hitungan detik membuat proses pelacakan aset menjadi rumit. Pelaku kejahatan sering memindahkan dana melalui decentralized exchange (DEX) atau menggunakan mixing service untuk menyamarkan jejak transaksi. Kondisi inilah yang menuntut kehadiran akuntan forensik dengan keahlian teknologi tinggi untuk melakukan analisis dan verifikasi bukti digital secara akurat.

Peran Akuntansi Forensik dalam Menghadapi Crypto Fraud

1. Analisis Blockchain (Blockchain Analysis)

Teknik utama yang digunakan dalam akuntansi forensik digital adalah blockchain analysis, yaitu proses pelacakan dan pemetaan transaksi yang terekam dalam jaringan blockchain. Melalui analisis ini, akuntan forensik dapat menelusuri hubungan antar wallet, memetakan pola transaksi mencurigakan, dan mengidentifikasi aktivitas tidak wajar seperti pemecahan dana besar atau penggunaan alamat anonim berulang.

Software seperti Chainalysis, Elliptic, dan CipherTrace telah banyak digunakan oleh auditor forensik dan lembaga hukum untuk memvisualisasikan aliran dana digital. Hasil analisis ini kemudian menjadi bukti kuat dalam proses hukum dan investigasi kasus kejahatan finansial berbasis kripto.

2. Digital Forensics dan Bukti Elektronik

Selain data dari blockchain, akuntan forensik juga mengandalkan digital forensics untuk memperoleh bukti dari perangkat elektronik seperti komputer, ponsel, atau server. Melalui analisis metadata, log file, dan rekonstruksi data terenkripsi, mereka dapat menemukan jejak transaksi, identitas pengguna, serta waktu dan tujuan transfer dana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline