Pada tanggal 23 Oktober 2024, Asosiasi Seniman Tari Indonesia (ASETI) Provinsi Banten resmi meluncurkan sebuah inovasi penting dalam dunia seni tari daerah, yaitu ragam gerak dasar tari Banten yang diberi nama "Sinuku Tunggal". Peluncuran ini berlangsung di UPTD Taman Budaya dan Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-24 Provinsi Banten.
Sinuku Tunggal merupakan kumpulan 24 ragam gerak dasar yang terbagi atas gerak kepala, tangan, badan, dan kaki. Gerak-gerak ini dirancang secara sistematis oleh tim pengurus ASETI Banten melalui riset dan pengumpulan data primer dan sekunder yang melibatkan delapan kabupaten/kota di Provinsi Banten. Tujuannya adalah menciptakan khasanah gerak dasar yang dapat menjadi fondasi karakter dalam penciptaan tari Banten masa depan.
Ketua DPD ASETI Banten, Yogi Hadiansyah, menyampaikan harapannya agar Sinuku Tunggal menjadi perbendaharaan gerak dasar yang memperkuat identitas seni tari Banten. Ia optimis bahwa ragam gerak ini dapat menjadi ciri khas yang membedakan tari Banten dan menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk terus berinovasi dan melestarikan budaya lokal.
Peluncuran Sinuku Tunggal juga dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, serta akademisi dari PSP Untirta. Kehadiran mereka menunjukkan sinergi antara komunitas seniman, pemerintah, dan dunia akademik dalam memajukan kebudayaan Banten.
Sebagai tindak lanjut dari peluncuran tersebut, ASETI Provinsi Banten menggelar workshop ragam gerak tari "Sinuku Tunggal" pada tanggal 18 Mei 2025 di Gedung Negara Pendopo Lama Gubernur Banten, Kota Serang. Workshop ini mengambil tema "Membentuk Karakter dan Identitas Budaya Banten dalam Khasanah Tari Indonesia" dengan tujuan memperkenalkan sekaligus melestarikan gerak dasar tari Banten sebagai warisan budaya daerah.
Dalam workshop tersebut, Wiwin Purwinarti dan Endang Suhendar kembali hadir sebagai narasumber utama. Keduanya memandu peserta-yang terdiri dari pelatih seni tari dari berbagai jenjang pendidikan dan pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten-dalam mempelajari 24 ragam gerak dasar Sinuku Tunggal, seperti Nadah, Nadeh, Nungkup, Sikut, Sinuku Tunggal, Merep Mulintir, Ngebunder, Selembar, Selup, Enjot, Encos, Tebas, Lamyahtalim, Katuran, Ngerungu (kanan, kiri, kembar), Dodok Sila dan Dodok Ningkat, Ngeguleng, Riyeg, Galeong, Ungklek, Mlayu, Taktakan, dan Pablang. Mereka juga menjelaskan makna dan filosofi di balik setiap gerak tari tersebut.
Pelaksanaan Workshop
Sinuku Tunggal hadir sebagai kado istimewa dari ASETI Banten untuk memperingati HUT ke-24 Provinsi Banten. Dengan 24 ragam gerak dasar yang komprehensif, Sinuku Tunggal menjadi landasan yang kokoh untuk pendidikan seni tari di sekolah-sekolah dan komunitas seni di Banten.
Gerak Sinuku Tunggal
Sebagai bentuk komitmen bersama, pada acara peluncuran juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MOU) antara PSP Untirta dan DPD ASETI Banten. Kerjasama ini bertujuan untuk mendukung riset dan pengembangan seni tari Banten secara berkelanjutan, serta memperkuat hubungan antara akademisi dan praktisi seni tari.
Sinuku Tunggal tidak hanya menjadi kumpulan gerak dasar, tetapi juga menjadi glosarium gerak yang dapat digunakan sebagai referensi dan bahan ajar bagi guru seni tari di SMP, SMA, dan SMK di seluruh Provinsi Banten. Ini akan mempermudah penyebaran ilmu dan pelestarian gerak tari tradisional secara sistematis.