Mohon tunggu...
wiwinpurwinarti
wiwinpurwinarti Mohon Tunggu... Dosen Pendidkan Seni Pertunjukan FKIP UNTIRTA

Terus mendalami Seni Budaya Banten untuk bisa mengakat Banten menjadi Provinsi yang berbudaya akan Seni Pertunjukannya

Selanjutnya

Tutup

Seni

24 Ragam Gerak "Sinuku Tunggal" Merangkai Tradisi, Membentuk Masa Depan Tari Banten

19 Mei 2025   09:22 Diperbarui: 19 Mei 2025   09:22 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 23 Oktober 2024, Asosiasi Seniman Tari Indonesia (ASETI) Provinsi Banten resmi meluncurkan sebuah inovasi penting dalam dunia seni tari daerah, yaitu ragam gerak dasar tari Banten yang diberi nama "Sinuku Tunggal". Peluncuran ini berlangsung di UPTD Taman Budaya dan Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-24 Provinsi Banten.

Sinuku Tunggal merupakan kumpulan 24 ragam gerak dasar yang terbagi atas gerak kepala, tangan, badan, dan kaki. Gerak-gerak ini dirancang secara sistematis oleh tim pengurus ASETI Banten melalui riset dan pengumpulan data primer dan sekunder yang melibatkan delapan kabupaten/kota di Provinsi Banten. Tujuannya adalah menciptakan khasanah gerak dasar yang dapat menjadi fondasi karakter dalam penciptaan tari Banten masa depan.

Ketua DPD ASETI Banten, Yogi Hadiansyah, menyampaikan harapannya agar Sinuku Tunggal menjadi perbendaharaan gerak dasar yang memperkuat identitas seni tari Banten. Ia optimis bahwa ragam gerak ini dapat menjadi ciri khas yang membedakan tari Banten dan menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk terus berinovasi dan melestarikan budaya lokal.

Peluncuran Sinuku Tunggal juga dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, serta akademisi dari PSP Untirta. Kehadiran mereka menunjukkan sinergi antara komunitas seniman, pemerintah, dan dunia akademik dalam memajukan kebudayaan Banten.

Sebagai tindak lanjut dari peluncuran tersebut, ASETI Provinsi Banten menggelar workshop ragam gerak tari "Sinuku Tunggal" pada tanggal 18 Mei 2025 di Gedung Negara Pendopo Lama Gubernur Banten, Kota Serang. Workshop ini mengambil tema "Membentuk Karakter dan Identitas Budaya Banten dalam Khasanah Tari Indonesia" dengan tujuan memperkenalkan sekaligus melestarikan gerak dasar tari Banten sebagai warisan budaya daerah.

Dalam workshop tersebut, Wiwin Purwinarti dan Endang Suhendar kembali hadir sebagai narasumber utama. Keduanya memandu peserta-yang terdiri dari pelatih seni tari dari berbagai jenjang pendidikan dan pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten-dalam mempelajari 24 ragam gerak dasar Sinuku Tunggal, seperti Nadah, Nadeh, Nungkup, Sikut, Sinuku Tunggal, Merep Mulintir, Ngebunder, Selembar, Selup, Enjot, Encos, Tebas, Lamyahtalim, Katuran, Ngerungu (kanan, kiri, kembar), Dodok Sila dan Dodok Ningkat, Ngeguleng, Riyeg, Galeong, Ungklek, Mlayu, Taktakan, dan Pablang. Mereka juga menjelaskan makna dan filosofi di balik setiap gerak tari tersebut.

Pelaksanaan Workshop 
Pelaksanaan Workshop 

Sinuku Tunggal hadir sebagai kado istimewa dari ASETI Banten untuk memperingati HUT ke-24 Provinsi Banten. Dengan 24 ragam gerak dasar yang komprehensif, Sinuku Tunggal menjadi landasan yang kokoh untuk pendidikan seni tari di sekolah-sekolah dan komunitas seni di Banten.

Gerak Sinuku Tunggal 
Gerak Sinuku Tunggal 
Proses penciptaan Sinuku Tunggal dilakukan secara mandiri oleh pengurus ASETI Banten yang melakukan penelitian mendalam. Wiwin Purwinarti dan Endang Suhendar memimpin tim yang mengumpulkan data dari berbagai daerah di Banten untuk memastikan ragam gerak yang dihasilkan otentik dan mewakili kekayaan budaya lokal. Meski demikian, mereka mengakui masih banyak aspek yang perlu diteliti lebih lanjut, seperti kostum, musik pengiring, dan elemen pendukung lain agar tari Banten memiliki karakter yang kuat dan otentik.

Sebagai bentuk komitmen bersama, pada acara peluncuran juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MOU) antara PSP Untirta dan DPD ASETI Banten. Kerjasama ini bertujuan untuk mendukung riset dan pengembangan seni tari Banten secara berkelanjutan, serta memperkuat hubungan antara akademisi dan praktisi seni tari.

Sinuku Tunggal tidak hanya menjadi kumpulan gerak dasar, tetapi juga menjadi glosarium gerak yang dapat digunakan sebagai referensi dan bahan ajar bagi guru seni tari di SMP, SMA, dan SMK di seluruh Provinsi Banten. Ini akan mempermudah penyebaran ilmu dan pelestarian gerak tari tradisional secara sistematis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun