Para tokoh seni dan akademisi berharap Sinuku Tunggal dapat menjadi pijakan kuat dalam membentuk masa depan tari Banten yang lebih terstruktur dan terorganisir. Dengan adanya ragam gerak dasar yang jelas, para seniman dapat lebih mudah berkreasi tanpa kehilangan akar budaya lokal.
Selain itu, Sinuku Tunggal juga menjadi simbol inovasi yang menggabungkan tradisi dan modernitas dalam seni tari. Hal ini penting agar seni tari Banten tetap relevan dan diminati oleh generasi muda serta mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
ASETI Banten terus mengajak seluruh pihak, terutama pemerintah daerah, untuk memberikan dukungan pendanaan dan fasilitas agar riset dan pengembangan seni tari Banten dapat berjalan lebih optimal. Keberlanjutan program seperti Sinuku Tunggal sangat bergantung pada sinergi semua pemangku kepentingan.
Peluncuran Sinuku Tunggal dan pelaksanaan workshop menjadi momentum untuk menguatkan rasa kebanggaan masyarakat Banten terhadap warisan budaya mereka. Dengan mengenal dan menguasai ragam gerak dasar ini, generasi muda dapat lebih mencintai dan melestarikan seni tari asli daerahnya.
Secara keseluruhan, Sinuku Tunggal adalah wujud nyata dari upaya memadukan tradisi dan inovasi dalam seni tari Banten. Melalui 24 ragam gerak dasar yang terstruktur, karya ini diharapkan dapat memperkaya khazanah seni tari Indonesia dan menjadi inspirasi bagi pengembangan budaya daerah lain. Dengan demikian, Sinuku Tunggal bukan hanya sebuah produk seni, tetapi juga sebuah gerakan strategis yang merangkai tradisi dan membentuk masa depan tari Banten yang lebih berkarakter dan berdaya saing tinggi di era modern ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI