Lihat ke Halaman Asli

Memahami Kedaulatan Allah dan Kehendak Bebas Manusia dalam Naskah Dialog Calvin dan Arminus

Diperbarui: 28 April 2025   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

John Calvin dan Jacobus Arminius

Pembaca yang budiman. Tulisan kali ini mengangkat tema yang menjadi perdebatan antara penganut paham Arminianisme dan Calvinisme. Kedua paham ini berseberangan pada persoalan Kedaulatan Allah dan Kehendak Bebas Manusia. Untuk memahami isu ini lebih jauh silakan simak dialog dalam naskah berikut.

Selamat membaca.

Tokoh:

  • John Calvin -- teolog reformasi, mewakili pandangan Calvinisme
  • Jacobus Arminius -- teolog Belanda, mewakili pandangan Arminianisme

SETING

Sebuah ruangan sederhana dengan rak buku teologi. Di atas meja terdapat dua cangkir teh dan beberapa kitab suci terbuka.

Calvin:
Saudaraku Arminius, sungguh suatu kehormatan bisa duduk bersama dan membicarakan hal yang paling penting bagi kita: karya keselamatan Allah.

Arminius:
Dan bagi saya, kehormatan yang sama. Biarlah diskusi kita malam ini diliputi oleh kasih dan pencarian akan kebenaran ilahi.

Calvin:
Mari kita mulai dari yang paling mendasar: manusia dan kejatuhannya. Saya meyakini bahwa natur manusia telah rusak total akibat dosa. Ia tidak dapat datang kepada Allah tanpa anugerah yang terlebih dahulu mengubah hatinya. Ini yang saya sebut Total Depravity.

Arminius:
Saya pun mengakui kerusakan manusia, Calvin. Tanpa kasih karunia Allah, manusia tidak mungkin diselamatkan. Namun saya percaya Allah memberi kasih karunia awal---yang saya sebut prevenient grace---kepada semua orang, agar mereka dapat merespons. Kasih karunia ini tidak memaksa, tetapi mengundang.

Calvin:
Tetapi jika kasih karunia bisa ditolak, maka keselamatan bergantung pada keputusan manusia. Bukankah itu merendahkan kedaulatan Allah?

Arminius:
Tidak, justru di situlah letak kasih sejati. Allah yang berdaulat memilih untuk memberi manusia kebebasan dalam merespons kasih-Nya. Bukankah cinta sejati bukanlah yang dipaksakan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline