Pendidikan Merupakan proses pembelajaran kepada Generasi Muda untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan karakter. Di sekolah Generasi Muda dibimbing dan dilatih untuk mengembangkan kompetensinya menjadi lebih baik. Saya sebagai pengajar di SMK Dimana SMK Merupakan sekolah Menengah Kejuran yang lebih menekan pada kompetensi. Di sekolah di proses untuk menjadi Genarasi Muda yang mandiri dan bertanggung jawab. Di sekolah peseta didik juga untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan.
Pendidikan Bukan Sekadar Buku Sering kali kita menganggap pendidikan hanya tentang nilai, ujian, dan kelulusan. Padahal, lebih dari itu, pendidikan adalah tempat membentuk cara berpikir global, jiwa wirausaha, dan keberanian untuk bermimpi besar. Dengan demikian Genarasi Muda yang sebagai generasi muda mampu menjadi wirausaha muda yang Tangguh dan mampu juga mengekspor produknya ke luar negeri. Di tengah tantangan ekonomi global, Indonesia tidak boleh hanya menjadi penonton. Kita butuh generasi yang sejak dini terbiasa berpikir: "Apa yang bisa aku ciptakan, dan bagaimana dunia bisa membutuhkannya?"
Agar siswa mempunyai jiwa wirausaha di sekolah juga diterapkan produk kreatif kewirausahaan. Di sekolah kami ada club Kewirausahaan di Club tersebut siswa dilatih dan dibimbing untuk membuat inovasi yang bisa dijadikan produk dan dipasarkan kepada Masyarakat disekitarnya. Adapun produk yang pernah disekolah penulis buat seperti Teh Beras Merah dan Teh
Beras Merah. Kenapa menggunakan Teh Beras Merah Karena Kami Kabupaten Tabanan Propinsi Bali ada Desa yang Bernama Desa Jati Luwih Penghasil beras merah, dari sanalah siswa mempunyai ide untuk membuat produk Teh Beras Merah. Sehingga masuk ke rangking 10 besar Tingkat Nasional. Selain teh beras merah ada juga lilin dari Minyak bekas dan anyaman dari Kertas bekas. Dari Ide ini diharapkan Siswa mampu Menjual Mimpi Ke Dunia : Pendidikan sebagai Gerbang Ekspor Sejak Dini.
Menjual Mimpi ke Dunia: Pendidikan sebagai Gerbang Ekspor Sejak Dini Bayangkan seorang siswa SMK di Kabupaten Tabanan yang belajar membuat Teh Beras Meras yang awalnya ide ini dari Club Kewirausahaan dan akhirnya masuk nominasi 10 besar Tingkat Nasional. Tidak hanya Teh Beras Merah ada juga produk yang dihasilkan oleh siswa SMK Negeri 1 Tabanan Lilin dari minyak jelantah dan mendapatkan juara II Tingkat kabupaten. Dari Ide-Ide yang di hasilkan oleh siswa diharapkan mampu sebagai generasi yang produknya sampai di jual ke Tingkat internasional. Di sekolah juga diajarkan mengenai Digital Marketing dari kompetensi yang di peroleh diharapkan generasi muda Indonesia sebagai wirausaha muda. Tapi siapa sangka, setelah belajar tentang digital marketing dan cara menjual produk ke luar negeri, karya sederhana itu akhirnya dibeli oleh pelanggan dari dari luar negeri. Apakah mungkin? Tentu saja. Inilah kekuatan pendidikan: ia bukan hanya alat untuk menghafal teori, tetapi jendela untuk menjual mimpi ke dunia.
Ekspor: Bukan Lagi Urusan Orang Dewasa Dulu, ekspor hanya dibayangkan sebagai kegiatan perusahaan besar, kontainer, dan dokumen rumit. Tapi hari ini, seorang generasi muda pun bisa menjual karya melalui internet, membuka toko daring di platform global, bahkan mengirimkan barang ke luar negeri melalui ekspedisi ekspor. Semua itu bisa terjadi asal ada pendidikan yang mendukung: Pelajaran prakarya dan kewirausahaan yang diarahkan pada pasar global Guru yang memberi contoh tentang branding dan pemasaran Sekolah yang jadi ruang eksplorasi ide, bukan hanya hafalan teori
Sekolah sebagai Inkubator Ekspor Beberapa sekolah di Indonesia mulai menunjukkan langkah inspiratif: Di Jawa Tengah, siswa SMK berhasil mengekspor batik hasil desain sendiri ke Jepang. Di Sulawesi, produk makanan olahan hasil prakarya siswa ditampilkan di pameran internasional secara daring https://jateng.antaranews.com/video/5134365/siswa-smk-di-sragen-bikin-seragam-batik-sendiri-pakai-teknik-jepang. Bahkan ada sekolah yang membuat "project-based learning" dengan tema: "Buat produk lokal, jual ke luar negeri." Inisiatif-inisiatif seperti ini harus diperluas. Sekolah harus menjadi inkubator ekspor pelajar, tempat mimpi-mimpi lokal dipoles agar layak tampil di panggung global. Mengapa Harus Sejak Dini? Semakin muda seseorang diperkenalkan dengan dunia ekspor, semakin kuat mental global yang ia miliki: Berani bersaing secara sehat Tahu pentingnya kualitas produk Belajar berkomunikasi lintas budaya Tidak minder dengan bangsa lain Ini bukan hanya tentang menjual barang, tapi tentang menanam mental eksportir dan pembelajar global.
Mari Kita sebagai Warga Negara mewujukan generasi muda menjadi Wirausaha muda yang mampu menghasilkan karya yang bisa diekspor ke luar negari. Mimpi yang Layak Dijual Indonesia adalah negeri kaya karya, tetapi belum semua karya menemukan jalan ke dunia luar. Di situlah peran pendidikan: membuka jalan, menyalakan harapan, dan menyiapkan generasi yang siap menjual ide, produk, dan nilai ke dunia internasional. Karena pada akhirnya, mimpi anak bangsa bukan untuk disimpan dalam ruang kelas, tetapi untuk dijual ke dunia---dengan bangga, cerdas, dan berani.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI