"Menjadi ASN itu enak, kerja aman, gaji pasti." Kalimat itu sering terdengar di telinga kita. Tetapi benarkah sesederhana itu?
Faktanya, ASN hari ini tidak hanya dituntut sekadar hadir di kantor dan mengurus administrasi. Lebih dari itu, mereka harus menjadi penjaga nilai kebangsaan, penggerak pelayanan publik, sekaligus benteng terakhir integritas birokrasi.
Di tengah derasnya arus globalisasi dan disrupsi teknologi, posisi ASN justru semakin strategis dan semakin penuh godaan.
Nasionalisme yang Pudar, Integritas yang Diuji
Coba kita lihat sekitar. Masihkah semangat gotong royong begitu kuat? Masihkah anak muda, termasuk ASN baru, mengenal sejarah panjang perjuangan bangsa?
Sayangnya, wawasan kebangsaan seringkali memudar. Gempuran media sosial, polarisasi politik, hingga budaya instan membuat sebagian orang lupa bahwa Indonesia berdiri atas dasar persatuan, bukan perpecahan.
Di sisi lain, konflik kepentingan menjadi penyakit birokrasi yang membandel. Banyak kasus korupsi berawal dari keputusan yang mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok. Dari gratifikasi kecil, bisa menjalar menjadi skandal besar.
Bekerja di Era Disrupsi
ASN di era sekarang menghadapi dilema yang berat. Mereka harus profesional, transparan, dan akuntabel. Namun, pada saat yang sama mereka hidup dalam sistem birokrasi yang seringkali belum ideal.
Lebih sulit lagi ketika ASN berhadapan dengan isu-isu kontemporer: ancaman radikalisme, krisis lingkungan, pandemi, hingga transformasi digital. Dalam situasi penuh ketidakpastian, ASN dituntut sigap, adaptif, sekaligus teguh memegang nilai kebangsaan.
Menyatukan Nasionalisme, Bela Negara, dan Integritas
Tiga bahan ajar Lembaga Administrasi Negara sesungguhnya memberikan "peta jalan" bagi ASN.
- Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara ASN harus memahami sejarah, konsensus dasar bangsa, serta menghayati Pancasila dan UUD 1945 bukan sekadar hafalan, tapi sebagai pedoman sikap dan tindakan.
- Kesiapsiagaan Bela Negara Bela negara bukan berarti angkat senjata. ASN bisa membuktikannya dengan disiplin bekerja, melayani publik tanpa diskriminasi, menjaga etika, dan siap menghadapi setiap krisis dengan tenang.
- Pengelolaan Konflik Kepentingan ASN juga harus peka terhadap situasi yang bisa mencederai integritas. Dengan regulasi terbaru, mereka didorong untuk lebih terbuka, transparan, dan berani menolak gratifikasi.
ASN untuk Indonesia
ASN adalah wajah negara di mata masyarakat. Kalau ASN disiplin, profesional, dan berintegritas, maka citra negara akan ikut terangkat. Sebaliknya, jika ASN lalai, publik pun kehilangan kepercayaan.
Karena itu, ASN hari ini bukan lagi tentang sekadar "kerja aman dan gaji pasti". Lebih dari itu, ASN adalah panggilan untuk mengabdi, menjaga persatuan, dan memastikan setiap kebijakan benar-benar untuk kepentingan rakyat.