"Gue baru nyadar, our life tuh basically one giant login button."
Kalimat itu keluar waktu gue duduk santai di coffee shop Senopati, ngopi sambil nge-scroll timeline yang endless banget. Sekilas, hidup gue kelihatan simple: buka laptop, connect Wi-Fi, lanjut kerja sambil dengerin mellow playlist di Spotify. Tapi di balik layar tipis yang kece ini, ada ribuan "pintu" digital yang gue buka tiap hari, and honestly, gue nggak selalu tahu siapa yang ngintip dari balik sana.
Ketika Password Jadi Drama
Flashback ke tiga bulan lalu: gue dapet notif di email, "Ada percobaan login dari lokasi asing." First reaction? Panik, obviously. Terus gue inget, password gue itu kombinasi tanggal lahir plus nama adek gw. Yes, very 2010 vibes. Gue langsung kebayang kalau hacker itu lagi ngetik "nala2405" sambil ketawa jahat di suatu tempat. And that's when it hits me: cyber security is no longer just IT guy's job; it's literally everyone's daily bread.
Scroll, Scam, Repeat
Lo pernah dapet DM random kayak, "Congrats, you won iPhone 15!"? Begitu gue klik profilnya, followers-nya cuman 12, tapi mutual friends gue ada dua. Turns out, salah satu mutual itu kakak kelas SMA gue yang suka follow akun giveaway. Dari situ gue sadar: social engineering tuh licik banget. Mereka mainin rasa percaya kita ke friend list sendiri. Kayak pepatah, "Temanmu adalah cerminan password-mu". OK, pepatah bikinan gue sendiri sih, but you get the point.
Wi-Fi Gratis, Beans Data
Suatu Sabtu malem, gue nongkrong di Kemang, liat ada Wi-Fi SSID "Starbucks_Free_5G". Tanpa pikir panjang, gue connect. Lima menit kemudian, semua tab browser gue redirect ke halaman "update Flash Player". Flash? In 2025? Red flag besar. Gue disconnect, lanjut tethering pake HP. Besoknya baru tau, ada skimming Wi-Fi di area itu. Literally, kopi gratis tapi data lo jadi beans yang digiling.
The Cloud Isn't Always Fluffy
Gue kerja remote, so everything is on the cloud: draft artikel, invoice client, bahkan foto throwback di Bali yang agak "cringe". Suatu hari Google Drive gue tiba-tiba penuh,padahal baru kemarin masih 40% usage. Gue cek, ada folder misterius bernama "_temp". Di dalemnya? File zip 0 KB, ratusan jumlahnya. Habis gugling, ternyata itu modus ransomware yang gagal upload. Gue selamat karena two-factor auth aktif. Rasanya kayak lolos jebakan Phantom Troupe in Hunter x Hunter, legit adrenalin rush hahaha.