Lihat ke Halaman Asli

Umi Setyowati

Wiraswasta

War Takjil: Toleransi dalam Keberagaman.

Diperbarui: 7 Maret 2025   01:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasar Takjil di Batu (foto:Sholeh/ketik co,id)

Ramadan tidak hanya tentang puasa, tetapi juga tentang toleransi dan keberagaman. "War Takjil" menjadi contoh nyata tentang toleransi dan keberagaman.

Ramadan membawa keberkahan bagi semua, dalam suasana kebaikan dan kebersamaan di seluruh penjuru nusantara, tak terkecuali bagi pedagang makanan berbuka puasa atau penjual takjil.

Takjil dalam bahasa Arab berarti "mempercepat" dan kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia, memberi makna baru pada istilah takjil yaitu, sebagai makanan berbuka puasa.

Salah satu fenomena yang paling menarik selama ramadan adalah tren "war takjil" yaitu tradisi berburu makanan berbuka puasa yang telah menjadi budaya Indonesia.

Namun, apa yang membuat war takjil begitu istimewa adalah tidak hanya umat muslim yang mengikuti tradisi ini, tetapi juga teman-teman non muslim yang dengan antusias berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Fenomena ini menunjukkan bahwa toleransi dan keberagaman dapat tumbuh dari hal-hal kecil yaitu berbagi makanan dan kegiatan sosial lainnya 

Tren War Takjil dan Toleransi.

"War Takjil" telah menjadi fenomena yang sangat populer di Indonesia terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan juga di Malang 

Setiap tahun ribuan orang berbondong-bondong ke pasar takjil dan diikuti pula oleh teman-teman non muslim yang ingin merasakan suasana ramadan dan berbagi kebahagiaan dengan komunitas muslim 

War Takjil Sebagai Ladang Amal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline