Ramadan tidak hanya tentang puasa, tetapi juga tentang toleransi dan keberagaman. "War Takjil" menjadi contoh nyata tentang toleransi dan keberagaman.
Ramadan membawa keberkahan bagi semua, dalam suasana kebaikan dan kebersamaan di seluruh penjuru nusantara, tak terkecuali bagi pedagang makanan berbuka puasa atau penjual takjil.
Takjil dalam bahasa Arab berarti "mempercepat" dan kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia, memberi makna baru pada istilah takjil yaitu, sebagai makanan berbuka puasa.
Salah satu fenomena yang paling menarik selama ramadan adalah tren "war takjil" yaitu tradisi berburu makanan berbuka puasa yang telah menjadi budaya Indonesia.
Namun, apa yang membuat war takjil begitu istimewa adalah tidak hanya umat muslim yang mengikuti tradisi ini, tetapi juga teman-teman non muslim yang dengan antusias berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Fenomena ini menunjukkan bahwa toleransi dan keberagaman dapat tumbuh dari hal-hal kecil yaitu berbagi makanan dan kegiatan sosial lainnyaÂ
Tren War Takjil dan Toleransi.
"War Takjil" telah menjadi fenomena yang sangat populer di Indonesia terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan juga di MalangÂ
Setiap tahun ribuan orang berbondong-bondong ke pasar takjil dan diikuti pula oleh teman-teman non muslim yang ingin merasakan suasana ramadan dan berbagi kebahagiaan dengan komunitas muslimÂ
War Takjil Sebagai Ladang Amal.