Lihat ke Halaman Asli

Tri Budhi Sastrio

Scriptores ad Deum glorificamus

Essi nomor 105 - Seolah Benar Seolah Tulus

Diperbarui: 14 Oktober 2025   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://tina-lecour.pixels.com/art/paintings/little+girl

Essi 105 - Seolah Benar Seolah Tulus
Tri Budhi Sastrio - Kasidi

Di republik ini terlalu banyak yang seolah-olah dan
sekarang hampir saja
Semuanya menjadi seolah-olah, ada yang tidak benar
tetapi tetap saja
Terasa seolah-olah sangat benar, ada yang tidak tulus
tetapi tetap saja
Terasa seolah-olah tulus, ada yang tidak jujur tetapi
tetap saja rasanya
Jujur-jujur saja, sampai-sampai kata seorang teman,
jangankan manusia,
Dewa dan malaikat pun dijamin bingung luar biasa
jika kebetulan tugasnya
Di Indonesia, di kota-kota besar, di dekat pusat-pusat
kekuasaan dan media.
Kalau tidak percaya bahwa mereka -- malaikat dan
dewa -- bingung jadinya
Ayo amati mereka dengan seksama dan lihat
bagaimana mereka bekerja
Juga laporan yang pasti akan ditulis kepada bos besar
yang di atas sana.

Hari ini menurut agenda, malaikat dan dewa yang
diutus bertugas di Jakarta
Terpaksa harus membaca laporan terbaru PPATK
tentang rekening raksasa
Seorang pegawai pajak yang kemudian diberitakan
meluas di media massa.
Total jenderal jumlah uang dalam rekeningnya -- masih
menurut media berita,
Tidak kurang dari 17 milyar dan akibatnya ... ha ... ha ...
ha ... yang namanya
Persepsi segera bergulir ke arah yang diduga ...
masyarakat memvonis si dia
Tidak bedanya dengan para pendahulunya yang sudah
dijadikan tersangka.
Dewa dan malaikat pun angguk-anggukkan kepala,
eh ... persepsi mereka
Rupanya tidak berbeda dengan masyarakat Indonesia,
ini orang jelas kentara
Pasti korupsi, terima suap, rugikan negara, karena
mana ada kroco macam dia
Punya uang sampai belasan milyar, emangnya cetak
uang kerja sampingannya.
Ketika orang banyak tahu dewa dan malaikat juga
angguk-anggukkan kepala,
Wah rasa percaya mereka semakin tebal saja, bahkan
persepsi dan curiga
Perlahan bergeser mendekati dogma keyakinan jiwa
dan raga, singkat kata
Vonis pun mulai disiapkan konsepnya padahal majelis
hakim yang sebenarnya,
Jangankan terbentuk, dibicarakan saja jauhnya masih
di awang-awang sana.
Untuk apa bertele-tele dan berlama-lama, kalau sudah
jelas dosa dan salahnya,
Ya langsung saja ... toh bukti kerasnya sudah ada ...
lihat tuh laporan PPATK,
Memangnya orang-orang yang di sana goblok dan
tidak becus bekerja sehingga
Mengeluarkan laporan keuangan sangat rahasia
tidak dikaji dengan seksama?
Ha ... ha ... ha ... beres sudah kata malaikat dan
dewa bersamaan seia-sekata,
Segera saja ditulis laporan ke bos sehingga waktu
istirahat bagi kita berdua
Bisa lumayan lama ... kemudian keduanya saling
pandang dan lama tertawa.
Bagaimana dengan si terpidana -- memang belum
sih ... tetapi bagi mereka
Bukankah sudah itu statusnya karena vonis sudah
dijatuhkan  ... apa diam saja?
Apa-apaan ini, 17 milyar itu kan angka gross-in dan
gross-out rekening saya,
Delapan tahun lagi lamanya, tentu saja angkanya
masuk logika, karena beta
Memang koordinator teman-teman guna ambil gaji
mereka yang karya siswa,
Masukkan uang ke rekening saya dan istri saya,
transfer ke rekening mereka,
Begitu tiap bulan dan bertahun lamanya, kan pantas
jika jumlah transaksinya
Menjadi bermilyar-milyar ... lalu apanya yang
 korupsi ... bah, ada-ada saja ...
Bahkan kalau orang punya uang sepuluh juta saja
dan setiap hari kerjanya,
Keluarkan dan masukkan lagi uang itu, maka setelah
sepuluh tahun lamanya
Jumlah transaksi gross in -- gross out nya kan bisa
puluhan milyar jumlahnya.
Kalau malaikat dan dewa tak paham ini konsep
mungkin masih bisa diterima,
Tetapi PPTAK ... ah mana bisa ... tapi seolah-olah
tidak paham, yah bisa saja.

Essi 105 - tbs/poz/kas -- SDA08032012 -- 087853451949

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline