[caption id="attachment_328613" align="alignleft" width="300" caption="Gedung Balai Penelitian Ternak"][/caption]
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kota Bogor lakukan penelitian mengenai pengembangan Itik Master. Penelitian diarahkan pada evaluasi kemampuan produksi berbagai jenis itik lokal dan akhirnya diperoleh itik hibrida MA (Mojosari >< Alabio) yang biasa disebut Itik Master. Badan Litbang Pertanian melihat adanya potensi itik lokal di Indonesia yang cukup baik.
Humas Badan Litbang Pertanian, Muhammad Ridwan, Rabu (19/3/2014) , Indonesia memiliki potensi itik yang cukup besar. Terbukti dari terdapatnya jenis itik lokal yang sangat bervariasi baik karena pengaruh kemampuan genetik maupun karena pengaruh lingkungan.
Itik Master merupakan suatu hasil persilangan antara itik Mojosaro jantan dengan itik Alabio betina. Hasil persilangan dari parent stock (Mojosari jantan dan Alabio betina), menghasilkan itik master betina dan itik master jantan. Menurut data dari hasil penelitian Badan Litbang Pertanian, itik master betina data menjadi itik petelur yang unggul. Rataan produksi telur pertahun, 70% (265 butir), 15% lebih tinggi. Puncak produksi telur, 94% (10-15% lebih tinggi). Umur pertama bertelur,18 minggu (4,5 bulan), 1 bulan lebih awal. Masa produksi telur 10-12 bulan/siklus tanpa rontok bulu. Tingkat kematia rendah (<1%).
“Pengembangan Itik Master ini diharapkan mampu beradaptasi dengan lingkungan dan berpotensi sebagai bibit niaga penghasil telur yang unggul.” Ujar Humas Badan Litbang Pertanian Bogor, Muhammad Ridwan. (TRS)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI