Lihat ke Halaman Asli

Filosofi Kekayaan: Bukan Jenius, tapi Sabar dan Membosankan

Diperbarui: 28 Juni 2025   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi utang luar negeri (Thinkstock.com)

Coba jujur pada diri sendiri. Pernahkah kamu berfantasi bangun di suatu pagi, membuka aplikasi investasi, dan melihat aset kripto yang kamu beli iseng-iseng kemarin meroket 1000%? Tentu pernah. Fantasi itu adalah candu di era digital, didorong oleh ribuan tangkapan layar "cuan" yang bertebaran di media sosial.

Namun, seberapa sering kita melihat sisi sebaliknya? Realitas pahit saat pasar berbalik arah, portofolio memerah, dan rasa panik mulai menggerogoti. Di tengah kegilaan dan kebisingan ini, di mana semua orang seolah berlomba mencari jalan pintas tercepat menuju bulan, seorang investor muda bernama Timothy Ronald justru datang dengan sebuah pesan yang terdengar radikal, pelan-pelan saja.

Pendiri Akademi Crypto ini, melalui pandangan-pandangannya, menawarkan sebuah "antivirus" untuk penyakit FOMO (Fear of Missing Out) dan keserakahan. Ia mengingatkan kita pada sebuah kebenaran kuno yang sering kita lupakan, kekayaan sejati bukanlah hasil dari sebuah keajaiban, melainkan dari sebuah proses yang sangat "membosankan".

Timothy Ronald: Kekayaan bukan untuk jenius, tapi untuk yang disiplin, sabar & konsisten. Sukses adalah soal proses, bukan jalan pintas. - Tiyarman Gulo

Manifesto Anti-Hype dari Seorang Praktisi Muda

Dalam salah satu video edukasinya yang paling berkesan, Timothy merangkum seluruh filosofinya dalam satu kalimat yang kuat dan menenangkan

"Kekayaan itu nggak dibikin sama orang genius, kekayaan itu dibikin oleh orang yang disiplin, sabar, nikmatin prosesnya, beli apapun yang kamu ngerti dan tahan selama mungkin."

Kalimat ini, jika direnungkan, adalah sebuah peta jalan yang lengkap. Ini adalah tamparan lembut bagi mereka yang mencari jalan pintas dan pelukan hangat bagi mereka yang merasa tertinggal. Mari kita bongkar setiap lapis dari kebijaksanaan ini.

Pilar #1: Kekayaan Bukan Milik Para Jenius, Tapi Milik Para Disiplin

Lupakan citra seorang investor jenius ala film Hollywood yang bisa memprediksi pasar dengan algoritma rumit. Menurut Timothy, pahlawan sejati dalam dunia investasi adalah mereka yang disiplin.

Bayangkan seorang pelari maraton dan seorang pelari cepat (sprinter). Pelari cepat mungkin terlihat sangat mengesankan di 100 meter pertama, memukau semua penonton. Tapi perlombaan kekayaan adalah sebuah maraton sepanjang 42 kilometer. Pemenangnya bukanlah yang tercepat di awal, melainkan yang paling disiplin menjaga ritme, napas, dan langkahnya secara konsisten hingga garis finis.

Disiplin dalam investasi berarti melakukan hal-hal kecil yang benar secara berulang-ulang, menyisihkan sebagian gaji setiap bulan untuk berinvestasi (tak peduli pasar sedang hijau atau merah), tidak tergoda memakai dana darurat untuk membeli koin yang sedang "naik daun", dan patuh pada rencana investasi yang sudah dibuat. Ini bukan tentang satu keputusan brilian, tapi tentang ratusan kebiasaan baik yang membentuk fondasi.

Pilar #2: Kesabaran Adalah Senjata Rahasia di Era Instan

Di dunia di mana kita bisa mendapatkan makanan, tontonan, dan informasi dalam hitungan detik, kesabaran menjadi sebuah kekuatan super yang langka. Timothy mengajak kita untuk menjadi seorang "petani sabar", bukan "pemburu yang tergesa-gesa".

Seorang pemburu mungkin bisa mendapatkan mangsa cepat hari ini, tapi ia tidak punya jaminan untuk makan esok hari. Ia harus terus berburu setiap hari. Sebaliknya, seorang petani dengan sabar memilih benih terbaik, menanamnya di tanah yang subur, menyiraminya setiap hari, dan melindunginya dari hama. Ia mungkin tidak makan dari benih itu besok atau lusa, tapi ia tahu dengan pasti, pada saatnya nanti, ia akan menikmati panen yang melimpah dan berkelanjutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline