Al-Qur'an tidak turun sekaligus, tetapi berangsur selama lebih dari 20 tahun, menyesuaikan dengan dinamika sosial dan spiritual masyarakat Arab kala itu. Dalam ilmu Ulm al-Qur'n, pembagian surah menjadi Makkiyah dan Madaniyah bukan hanya soal waktu atau tempat, tapi mencerminkan tahapan dakwah Nabi Muhammad dan perubahan isi ajaran Islam dari fase keimanan menuju pembentukan masyarakat Islam yang beradab dan teratur.
Memahami klasifikasi ini membantu kita memahami konteks ayat, menyelami pesan dakwah, dan menerapkannya secara bijak dalam kehidupan modern.
Apa Itu Makkiyah dan Madaniyah?
Menurut definisi yang paling kuat dan disepakati mayoritas ulama (termasuk al-Suy dalam al-Itqn f 'Ulm al-Qur'n),
Surah Makkiyah: Wahyu yang turun sebelum hijrah,
Surah Madaniyah: Wahyu yang turun setelah hijrah,
Tanpa memandang lokasi turunnya.
Subhi Shalih menegaskan bahwa pembagian ini penting untuk memahami kronologi wahyu, pergeseran strategi dakwah, dan perkembangan hukum Islam. Mekah adalah fase pembentukan iman, Madinah adalah fase pembangunan sistem sosial.
Ciri-Ciri Surah Makkiyah
Berdasarkan penjelasan Manna' al-Qaththn dan para ulama tafsir lainnya, surah Makkiyah memiliki karakteristik sebagai berikut:
Ayatnya pendek-pendek, ritmis, dan kuat secara retorika. Cocok untuk menarik perhatian masyarakat Quraisy yang menyukai sastra. Fokus pada akidah: keesaan Allah (tauhid), hari kiamat, surga dan neraka. Mengandung kisah umat terdahulu sebagai peringatan dan penghibur Rasulullah .