LATAR BELAKANG
Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir (1907-1973) adalah seorang Pahlawan Nasional, aktivis, dan pendidik yang lahir di Kotagede, Yogyakarta, besar di lingkungan keluarga religius terhadap tradisi perjuangan. Setelah menyelesaikan pendidikan di berbagai pesantren dan sempat mengenyam pendidikan di Universitas Kairo, Mesir, ia kembali ke Indonesia dan aktif dalam berbagai organisasi pergerakan nasional, termasuk Muhammadiyah, PSII, dan MIAI. Perannya mulai terlihat saat ia menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Sembilan, saat ia berkontribusi dalam perumusan Pancasila dan dasar negara. Selain di bidang politik, perjuangannya yang besar juga diwujudkan melalui pendidikan, terutama dengan mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI) sehingga berkembang menjadi Universitas Islam Indonesia (UII), serta menjadi rektor pertama kampus tersebut. Kontribusinya yang luar biasa dalam perjuangan kemerdekaan dan pendidikan diakui negara dengan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2019.
KARAKTERISTIK
- Intelektual dan pemikir
Setelah menempuh pendidikan yang luar biasa di Mesir, ia memilih jalur pendidikan sebagai langkah awal untuk membangun bangsa, alih-alih terjun ke dunia politik. Ia menjadi pendiri dan rektor pertama Universitas Islam Indonesia (UII). Meskipun berlatar belakang sebagai ulama dan tokoh pergerakan Islam, ia memiliki pemikiran yang terbuka dan progresif. Ia menunjukkan bahwa baginya pendidikan dan disiplin adalah hal utama dengan tidak ragu melarang muridnya mengucapkan salam di kelas jika mengganggu konsentrasi belajar.
- Pejuang dan patriot
Perannya sebagai anggota BPUPKI dan Panitia Sembilan merupakan bukti kecintaannya terhadap tanah air, saat ia terlibat aktif dalam perumusan dasar negara. Pada saat menempuh pendidikan di Mesir, ia telah menjadi perwakilan pelajar Indonesia di tingkat internasional. Setelah kemerdekaan, ia berperan dalam diplomasi di Timur Tengah untuk memperjuangkan pengakuan kedaulatan Indonesia dari negara-negara lain. Karakteristik ini diperkuat oleh latar belakang keluarganya yang merupakan keturunan pejuang Pangeran Diponegoro sehingga dikenal memiliki kepribadian yang luhur, berjiwa sosial, setia, dan patriotik.
- Aktivis dan pemimpin
Sejak muda, beliau menunjukkan inisiatif dan keuletan dalam berorganisasi. Di Mesir, ia turut mendirikan Perhimpunan Indonesia Raya dan Persatuan Pemuda Muslim Sedunia. Setelah melepaskan diri dari dunia politik praktis pascakemerdekaan, ia menunjukkan konsistensi dalam perjuangannya melalui jalur sosio-kultural dan pendidikan, yang merupakan jawaban atas ketidaksetujuannya terhadap perkembangan politik Islam saat itu.
PENERAPAN SILA PANCASILA DALAM PERAN TOKOH
Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir merupakan contoh nyata karakter manusia Pancasilais, yang terbukti dari komitmennya menyelaraskan nilai-nilai agama dengan semangat kebangsaan demi keutuhan bangsa. Hal ini terlihat jelas saat ia menunjukkan kebesaran hati menerima perubahan sila pertama dalam Piagam Jakarta, dari "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa" demi menjaga persatuan bangsa yang beragam. Sikap ini mencerminkan pengamalan sila pertama, di mana beliau mengutamakan landasan spiritual bagi seluruh bangsa tanpa memandang latar belakang, serta sila ketiga, dengan menempatkan persatuan di atas kepentingan golongan. Lebih jauh, sebagai seorang ulama, akademisi, dan pendidik, ia menjunjung tinggi nilai sila kedua dengan berjuang bagi kemaslahatan seluruh rakyat Indonesia, terlihat dari usahanya membangun lembaga pendidikan seperti Universitas Islam Indonesia (UII) yang terbuka bagi semua kalangan. Karakternya yang bersahabat, informal, dan murah hati semakin menunjukkan bahwa ia mengedepankan nilai kemanusiaan dalam berinteraksi dengan orang lain. Keterlibatannya dalam BPUPKI dan Panitia Sembilan juga membuktikan pengamalan sila keempat, di mana ia meyakini proses musyawarah untuk mencapai mufakat dalam perumusan dasar negara yang krusial. Terakhir, melalui dedikasinya di bidang pendidikan, ia berupaya mewujudkan sila kelima dengan menyediakan akses pendidikan berkualitas yang dapat mengangkat harkat dan martabat seluruh rakyat Indonesia secara adil. Keseluruhan kiprahnya, mulai dari perjuangan politik hingga pengabdian di bidang pendidikan, menegaskan bahwa Abdul Kahar Mudzakkir adalah teladan nyata dari seorang tokoh yang menghidupi nilai-nilai Pancasila dalam setiap langkahnya.
PERAN TOKOH DALAM PERUMUSAN PANCASILA
1. Anggota Panitia Sembilan
- Abdul Kahar Mudzakkir ditunjuk sebagai salah satu anggota Panitia Sembilan, sebuah kelompok kecil yang dibentuk oleh BPUPKI untuk merumuskan rancangan dasar negara.
- Tugas panitia ini sangat penting, karena melibatkan tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang ideologi untuk menjembatani perbedaan pandangan, terutama antara kelompok nasionalis dan kelompok Islam.