Gowok, kembali diperbincangkan saat Raam Punjabi sebagai produser menggandeng sutradara Hanung Bramantyo.
Film yang dirilis pada 5 Juni 2025 ini diedarkan dalam dua versi, "uncut" untuk 21 tahun ke atas dan "cut" (terkena gunting sensor) untuk 17 tahun ke atas.
Saya tertarik menonton film ini bukan karena adegan sensualitasnya, tetapi ingin mengetahui lebih dalam mengenai praktek profesi ini yang hanya pernah saya baca sekilas.
Gowok, yang mengajarkan Kamasutra versi Jawa mengacu pada dewa-dewi cinta Kamajaya dan Kamaratih. Dengan mempelajari gowokan, seorang pria / pemuda calon pengantin akan mampu menjadi pria sejati (lelaning jagat) yang mampu memperlakukan istrinya dengan sempurna dalam kehidupan rumah tangga, termasuk yang paling intim dalam memadu cinta.
Proses gowokan yang pernah populer pada era kolonial khususnya di Jawa Tengah, memang secara sosial menempatkan pria pada struktur sosial lebih tinggi Dalam prosesnya orangtua calon pengantin pria, yang pada umumnya dari golongan ningrat atau orang kaya membayar cukup mahal pada seorang wanita berprofesi gowok.
Secara hubungan pria wanita, profesi gowok sebenarnya hampir sama dengan wanita pekerja seks komersial, namun lebih terhormat karena hanya berhubungan dengan pria tertentu saja, namun sama saja profesi yang dibayar untuk masalah seksual.
Pada awalnya film ini cukup bagus bertutur tentang profesi gowok, ditambah pengambilan gambar yang indah, sensual tetapi tidak kasar.
Namun ada sedikit yang menggoda, tentang disebutnya Gowok berasal dari China, dibawa oleh seorang wanita China Go Wook Niang yang ikut di kapal Cheng Ho. Semoga secara literasi benar, dan bukan sekadar imajinasi liar dari sutradara atau penulis naskah.
Sehingga padepokan gowokan berarsitektur China lengkap dengan ritual dengan hio dengan foto Go Wook Niang, meski interior dalamnya bersuasana Jawa.
Adalah Kamanjaya, seorang pria muda anak seorang pejabat yang diinapkan guna memperoleh ilmu gowokan. Kamanjaya yang terpelajar sempat memprotes keinginan orangtuanya, namun setelah melihat Ratri, anak angkat Nyi Santi yang cantik (padahal anak seorang pelacur), ia menurut saja.
Secara "backstreet ' keduanya bersahabat dan saling jatuh cinta bahkan penasaran mengintip ritual Nyi Santi di telaga.