Lihat ke Halaman Asli

Supadilah

Guru di Indonesia

Pesona Negeri di Atas Awan Gunung Luhur Desa Wisata Citorek, Pelosok tapi Sangat Elok

Diperbarui: 12 November 2022   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pengunjung menikmati pemandangan negeri di atas awan Gunung Luhur, Desa Citorek, Kab. Lebak

Kabupaten Lebak punya banyak wisata yang khas. Tahukah di mana kabupaten Lebak itu? Pembaca kenal Suku Baduy? Masyarakat adat yang anti kemajuan teknologi itu, lho. Mereka (terutama Suku Baduy Dalam) tidak mau menggunakan alat-alat elektronik termasuk handphone.

Tak hanya punya Suku Badut, Lebak juga punya destinasi wisata yang unik berupa fenomena alam negeri di atas awan. Pemandangan alam yang memukau ini ada di kawasan wisata Gunung Luhur di desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, kini ramai dikunjungi wisatawan.

Tidak semua tempat bisa punya kesempatan mendapatkan fenomena alam yang unik ini. Tempat wisata sering bisa dibuat oleh manusia. Tapi fenomena negeri di atas awan sangat langka, tak bisa dibuat oleh manusia. Maka di awal penemuannya, kawasan wisata Gunung Luhur ini ramai dikunjungi wisatawan. Mereka penasaran dan ingin melihat langsung panorama hamparan awan dari atas gunung.

Di akhir pekan, kawasan ini banyaknya pengunjungnya. Banyak kendaraan dari luar daerah. Baik kendaraan motor roda dua maupun roda empat. Dari platnya kelihatan mereka berasal Jakarta Bandung, Bogor, bahkan dari Lampung dan Jogja.

Pemandangan dalam perjalanan menuju ke sana sungguh memukau. Berbelok-belok turun menanjak seperti view menuju kawasan puncak saja.

Kabupaten Lebak, sebagai latar setting novel Max Havelaar yang ditulis oleh Multatuli ini tak jauh dari Jakarta. Orang menyebutnya hanya sepelemparan batu dari Jakarta, hanya sekitar 5 jam saja jika berkendara pakai roda empat. Rangkasbitung punya stasiun Commuter Line (CL) yang jaraknya hanya dua jam saya dari stasiun Tanah Abang.  Setelah itu kita perlu menempuh perjalanan selama dua jam lagi.

Karena munculnya pagi-pagi, sebaiknya kita sudah di sana saat malam atau dini hari. Saat ke sana saya berangkat pukul 20.00 WIB. Saya memulai perjalanan dari Rangkasbitung, ibukota Kabupaten Lebak. Belum sampai di tempat tujuan, berapa kali kami disuguhi kabut yang cukup tebal. Biasanya saat tanjakan atau daerah yang agak tinggi. Kita harus hati-hati mengendarai kendaraan karena jalannya lumayan curam.

Sesampainya di sana kita bisa beristirahat di beberapa penginapan dengan harga bervariatif. Mulai dari Rp. 200.000 hingga Rp. 500.000 per malam bahkan ada juga yang Rp. 150.000. Ada juga penginapan Rp. 150.000 per kamar, bisa ditempati 3 orang. Jadi Rp. 50.000 per orang. Sangat ekonomis. Untuk yang suka camping bisa juga berkemah dengan membayar biaya sewa lahan Rp 30.000.

Lokasi untuk mendapatkan sensasi di atas awan juga tidak susah karena bahkan dekat sekali dengan jalan. Jadi kita tidak harus jalan kaki atau mendaki ke daerah yang lebih tinggi. Ya, bahkan dari jalan saja masih terlihat bisa terlihat kumpulan awan.

Kawasan wisata Gunung Luhur terbuka untuk umum setiap hari selama 24 jam. Namun sebaiknya kita datang antara pukul 05.00 hingga 08.00 WIB. Ini adalah waktu paling sempurna untuk mendapatkan view yang sempurna pula. Harga tiket masuknya Rp. 5.000. Sangat terjangkau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline