Pendahuluan
Jumlah lansia di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan Sensus Penduduk 2023, sekitar 10,89% atau 29,9 juta jiwa penduduk Indonesia berusia 60 tahun ke atas. Angka ini diproyeksikan mencapai 20% pada 2045, menandai transisi menuju masyarakat menua (aging population) (Kemenkes RI, 2023). Fenomena ini menjadi salah satu tantangan besar dalam pembangunan kesehatan nasional.
Masalah yang kerap muncul pada kelompok lansia adalah penyakit tidak menular (PTM), terutama diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit jantung. Menurut laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi diabetes melitus pada penduduk usia ≥15 tahun mencapai 10,9% (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Kondisi ini erat kaitannya dengan pola makan, gaya hidup, serta rendahnya literasi gizi, sehingga upaya edukasi yang tepat menjadi sangat penting bagi kelompok lansia.
Namun, edukasi gizi yang selama ini dilakukan seringkali masih bersifat konvensional dengan materi yang panjang, bahasa teknis, dan konsep abstrak. Hal ini menyulitkan lansia untuk memahami dan mengingat pesan yang disampaikan. Oleh karena itu, diperlukan strategi edukasi yang lebih sederhana, mudah diakses, dan sesuai dengan kondisi kognitif lansia.
Esai ini bertujuan untuk menganalisis hambatan kognitif pada lansia dalam memahami informasi gizi serta mengeksplorasi peran media tradisional sebagai solusi dalam meningkatkan literasi gizi.
Pembahasan
Hambatan Kognitif pada Lansia
Proses penuaan memengaruhi hampir semua fungsi tubuh, termasuk otak. Lansia mengalami penurunan daya ingat jangka pendek, kesulitan konsentrasi, serta kecepatan berpikir yang melambat. Kondisi ini berdampak pada kemampuan menerima informasi baru, termasuk terkait gizi.
Penelitian berbasis survei nasional Indonesia Family Life Survey (IFLS-5) menunjukkan bahwa komponen sindrom metabolik—seperti obesitas sentral, hiperglikemia, dan hipertensi—berhubungan signifikan dengan gangguan kognitif pada usia paruh baya dan lansia (Ardiansyah, Wiratama, & Lin, 2022). Temuan ini menegaskan bahwa faktor gizi dan metabolik memainkan peran penting dalam kesehatan otak. Dengan kata lain, rendahnya literasi gizi tidak hanya menghambat pemahaman informasi, tetapi juga berisiko memperburuk status kesehatan kognitif lansia di Indonesia.
Peran Media Tradisional dalam Edukasi Gizi