Mohon tunggu...
sri wahyuni
sri wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Meningkatkan Literasi Gizi Lansia: Analisis Hambatan Kognitif dan Peran Media Tradisional dalam Menyampaikan Informasi

25 September 2025   00:00 Diperbarui: 25 September 2025   05:07 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Posyandu Lansia Bulan Juni Desa Anturan: Menjaga Kesehatan dan Kualitas Hidup Lansia - Website Desa Anturan

Pendahuluan

Jumlah lansia di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan Sensus Penduduk 2023, sekitar 10,89% atau 29,9 juta jiwa penduduk Indonesia berusia 60 tahun ke atas. Angka ini diproyeksikan mencapai 20% pada 2045, menandai transisi menuju masyarakat menua (aging population) (Kemenkes RI, 2023). Fenomena ini menjadi salah satu tantangan besar dalam pembangunan kesehatan nasional.

Masalah yang kerap muncul pada kelompok lansia adalah penyakit tidak menular (PTM), terutama diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit jantung. Menurut laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi diabetes melitus pada penduduk usia ≥15 tahun mencapai 10,9% (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Kondisi ini erat kaitannya dengan pola makan, gaya hidup, serta rendahnya literasi gizi, sehingga upaya edukasi yang tepat menjadi sangat penting bagi kelompok lansia.

Namun, edukasi gizi yang selama ini dilakukan seringkali masih bersifat konvensional dengan materi yang panjang, bahasa teknis, dan konsep abstrak. Hal ini menyulitkan lansia untuk memahami dan mengingat pesan yang disampaikan. Oleh karena itu, diperlukan strategi edukasi yang lebih sederhana, mudah diakses, dan sesuai dengan kondisi kognitif lansia.

Esai ini bertujuan untuk menganalisis hambatan kognitif pada lansia dalam memahami informasi gizi serta mengeksplorasi peran media tradisional sebagai solusi dalam meningkatkan literasi gizi.

Pembahasan

Hambatan Kognitif pada Lansia

Proses penuaan memengaruhi hampir semua fungsi tubuh, termasuk otak. Lansia mengalami penurunan daya ingat jangka pendek, kesulitan konsentrasi, serta kecepatan berpikir yang melambat. Kondisi ini berdampak pada kemampuan menerima informasi baru, termasuk terkait gizi.

Penelitian berbasis survei nasional Indonesia Family Life Survey (IFLS-5) menunjukkan bahwa komponen sindrom metabolik—seperti obesitas sentral, hiperglikemia, dan hipertensi—berhubungan signifikan dengan gangguan kognitif pada usia paruh baya dan lansia (Ardiansyah, Wiratama, & Lin, 2022). Temuan ini menegaskan bahwa faktor gizi dan metabolik memainkan peran penting dalam kesehatan otak. Dengan kata lain, rendahnya literasi gizi tidak hanya menghambat pemahaman informasi, tetapi juga berisiko memperburuk status kesehatan kognitif lansia di Indonesia.

Peran Media Tradisional dalam Edukasi Gizi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun