Mohon tunggu...
Jemi Kudiai
Jemi Kudiai Mohon Tunggu... Pemerhati Governace, Ekopol, Sosbud

Menulis berbagi cerita tentang sosial, politik, ekonomi, budaya dan pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Merajut Identitas dan Perdamaiaan: Legacy Papua Tegah dalam Lima Tahun (3)

25 September 2025   21:26 Diperbarui: 25 September 2025   21:26 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan Para bupati dan Gubernur Papua Tegah di Pincak Jaya (Sumber: Humas Pemprov Papua Tegah.doc)


Oleh: Jemi Kudiai

Identitas Papua Tengah di Tengah Modernisasi

Di antara sembilan program prioritas yang dirumuskan Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa, ada dua program yang sering dianggap "lunak" dibanding pendidikan, ekonomi, atau infrastruktur: pelestarian budaya dan rekonsiliasi perdamaian.

Namun, justru di situlah letak legacy sejati Papua Tengah. Pembangunan fisik bisa diukur dengan panjang jalan dan banyaknya gedung. Tetapi pembangunan identitas hanya bisa diukur dengan rasa percaya diri rakyat Papua terhadap dirinya sendiri.

Sebagaimana diungkapkan oleh Benny Giay, intelektual Papua:

"Pembangunan di Papua sering gagal karena melupakan dimensi kultural. Masyarakat kehilangan identitas, sementara pembangunan hanya dihitung dengan angka-angka proyek."

Papua Tengah harus belajar dari pengalaman ini. Modernisasi tidak boleh merusak akar budaya, tetapi justru memperkuatnya.

Pelestarian Budaya: Dari Ritual ke Ruang Publik

Nawipa berjanji untuk menjadikan budaya Papua sebagai bagian dari pembangunan daerah. Ini bisa diwujudkan dengan cara sederhana: menjadikan bahasa daerah, tarian, musik, dan simbol-simbol lokal hadir di ruang publik.

Bayangkan jika setiap kantor pemerintahan di Papua Tengah punya desain arsitektur khas Mee, Moni, atau Damal. Bayangkan jika kurikulum sekolah mewajibkan pengenalan bahasa lokal dan sejarah masyarakat adat.

Seperti saya pernah katakan:

"Budaya bukan sekadar tarian seremonial untuk menyambut pejabat. Budaya adalah identitas. Ia harus hadir dalam pendidikan, ekonomi, dan politik. Jika kita kehilangan budaya, kita kehilangan arah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun