Lihat ke Halaman Asli

sisca wiryawan

freelancer

Misteri Caraka, Bab 5, Sayonara

Diperbarui: 8 April 2025   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hamid. Sumber: pixabay.

"Hamid, mau tidak membantuku?"

"Membantu apa?" ujar Hamid sembari mencabut sangkur yang ia sembunyikan di dalam sepatu botnya. Ia menyimpan senjata tersebut ke dalam tas ranselnya. Selesai dinas lapangan, ia langsung menuju rumah Rani hingga belum sempat mengganti seragam militernya. Rani sudah terbiasa dengan Hamid yang selalu membawa senjata ke mana pun ia pergi. Senapan laras panjang, sangkur, atau pun belati.

"Berpura-puralah menjadi pacarku sehingga mantanku tak mengganggu lagi. Aku malu Asep terus-menerus menunggu dan menghadangku di depan gerbang sekolah."

"Jangankan berpura-pura, menjadi pacar sungguhan juga aku mau."

Rani terdiam. "Kita kan baru saling kenal."

"Lalu, apa masalahnya? Sepertinya, kau tak menyukaiku karena warna kulitku yang hitam gosong, ya? Apa aku harus memakai krim wajah, ya?"

Tak tahan mendengar nada suara Hamid yang serius, Rani pun tertawa berderai. "Kau ini lucu sekali. Aku tidak masalah dengan warna kulitmu. Lagipula kulitmu sawo matang, bukan hitam. Kau manis kok dengan dirimu sendiri."

"Kau tak mau menerima cintaku karena masih ragu aku melarat?"

"Bukan begitu."

"Lalu?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline