Lihat ke Halaman Asli

Shinta Dewi P_22104080053

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Gantungan Kunci Rajut Jadi Startup Kreatif Anak Muda

Diperbarui: 10 Juni 2025   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi foto bersama dosen mata kuliah praktik edupreneurship (Dokpri)

Di tengah tren masyarakat, khususnya Gen Z, yang menyukai produk-produk unik, lucu, dan personal, muncul sebuah inovasi menarik dari seorang mahasiswa yang berhasil mengubah hobi merajut menjadi peluang bisnis menjanjikan. Berawal dari aktivitas santai di sela waktu luang, ide menciptakan gantungan kunci rajut ini kini berkembang menjadi sebuah startup kecil yang tidak hanya kreatif, tetapi juga adaptif dengan kebutuhan pasar.


Produk ini merupakan hasil dari inisiatif mahasiswa dalam mata kuliah praktik Edupreneurship di kampusnya. Memadukan minat pribadi dan semangat kewirausahaan, sang pembuat memutuskan untuk menjadikan rajutannya sebagai bagian dari proyek bisnis yang nyata. "Awalnya cuma coba-coba karena suka merajut. Lalu kepikiran, kenapa tidak sekalian dijadikan produk? Apalagi sekarang banyak yang suka barang lucu dan custom," jelas shinta, salah satu pendiri startup ini.


Gantungan kunci rajut ini hadir dalam berbagai bentuk menarik---mulai dari karakter kartun, bunga, hingga huruf nama yang bisa dipersonalisasi. Menyasar pasar anak muda dan penggemar barang estetik, produk ini menyajikan nilai lebih dibanding gantungan kunci biasa: orisinalitas, keunikan, dan personalisasi.

Perjalanan bisnis ini tidak datang secara tiba-tiba. Sang pembuat mengaku mulai belajar merajut secara otodidak, hanya berbekal video tutorial dan bahan rajut yang sederhana. Semakin lama, keahliannya berkembang hingga bisa membuat pola-pola rumit dalam ukuran kecil, cocok dijadikan aksesoris seperti gantungan kunci.

dokumentasi dosen yang sedang membawa produk gantungan kunci rajut startup kami (Dokpri)

Pada saat yang bersamaan, ia mengikuti mata kuliah praktik Edupreneurship. Di sanalah ia mendapat tugas untuk menciptakan dan mengembangkan ide bisnis yang bisa diwujudkan secara nyata. Melihat potensi dari karya rajutannya, ia mantap memilih gantungan kunci sebagai produk utama untuk dipasarkan."Sekarang semua bisa dimulai dari hal kecil. Bahkan dari satu hobi saja bisa jadi ladang penghasilan. Apalagi kalau dikaitkan dengan tugas kuliah, jadi bisa sekalian praktik langsung," ujar luthfi, sambil menunjukkan beberapa contoh gantungan rajut buatannya.

Ada beberapa alasan mengapa gantungan kunci rajut ini menjadi daya tarik tersendiri di tengah banyaknya produk massal. Pertama, setiap gantungan kunci dibuat dengan tangan, sehingga tidak ada dua produk yang benar-benar sama. Ini memberikan kesan eksklusif dan personal bagi pembelinya.


Kedua, bahan yang digunakan memiliki kualitas premium. Benang rajut yang digunakan kuat, tidak mudah berbulu, dan warnanya tahan lama. Meski menggunakan bahan berkualitas, harga produk tetap terjangkau, menyesuaikan dengan kantong pelajar dan mahasiswa.


Ketiga, sistem pemesanan fleksibel. Konsumen bisa membeli produk yang sudah jadi (ready stock) atau melakukan pemesanan khusus (custom). Dalam pemesanan custom, pembeli bisa memilih warna, bentuk, hingga menambahkan nama atau inisial pada gantungan kunci. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri karena membuat produk lebih personal dan sesuai dengan selera masing-masing.
"Startup kami ini menerima pesanan untuk hadiah ulang tahun, kado perpisahan, atau sebagai souvenir," kata sakinah, salah satu pendiri startup juga.

 

Sebagai produk buatan anak muda, strategi pemasaran pun tidak kalah modern. Penjualan dilakukan secara daring melalui beberapa platform populer seperti Shopee, Instagram Shop, dan TikTokShop. Akun media sosial juga dikelola secara aktif dengan konten yang menarik, mulai dari proses pembuatan, video aesthetic produk, hingga testimoni pelanggan.


Sasaran utama produk ini adalah Gen Z---generasi muda yang gemar mencari produk personal dan mendukung UMKM kreatif. Dengan tampilan konten yang konsisten dan branding yang kuat, produk ini dengan cepat menarik perhatian di berbagai platform.
"Kami sadar kalau target pasar kami aktif banget di medsos. Makanya kami maksimalkan promosi di sana. Video unboxing, reels pembuatan produk, sampai behind the scene kami tampilkan agar pembeli bisa lebih dekat dengan produk," jelas luthfi, salah satu pendiri startup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline