Lihat ke Halaman Asli

Badan Kekeluargaan Masyarakat Kota Bekasi (BKMKB)

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13809399611836018024

Minggu kemarin Saya menghadiri pelantikan pengurus Badan Kekeluargaan Masyarakat Kota Bekasi atau BKMKB di Alun-alun Kota Bekasi.Alun-alun yang dipenuhi oleh orang-orang yang berbaju hitam-hitam khas baju adat dan Saya nyelip di situ dengan memakai kaos putih, hedeeeehhh............ Saya memang agak tersesat ketika datang ke acara tersebut, karena undangan dari pengurus via BBM.Dan Saya datang bersama istri di siang yang sangat terik itu, karena acara dimulai jam 13 di Alun-alun pula.

Secara pribadi Saya memiliki pengharapan yang cukup besar terhadap BKMKB ini, karena dalam benak Saya ini adalah suatu wadah besar untuk menjalankan roda budaya dan juga katalis dari pertumbuhan seni yang ada di Kota Bekasi. Namun pengharapan Saya ini menjadi sedikit surut ketika nama-nama pengurus yang dilantik pada periode 2013-2018 ini tak mencerminkan suatu wadah budaya.

Memang jika ditilik dari proses lahirnya BKMKB ini merupakan rivalitas politik dari kakak kandung badan yang sama yaitu Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi atau BKMB. Dari namanya saja sudah seperti saudara kembar siam, dan kerap orang salah sebut dan salah maksud. Untuk memperjelas keduanya maka saya kasih ilustrasi pada logo di masing-masing organisasi tersebut, jika BKMKB itu bergambar bambu runcing tiga maka BKMB itu bergambar bambu runcing lima.

Proses politik pada musim Pilkada lima tahun lalu lah yang melahirkan wadah-wadah tersebut. Saya tak mau berbicara pada sisi politis namun Saya lebih menyoroti pada pengayoman dan pengembangan seni budaya di Kota Bekasi oleh dua lembaga budaya tersebut. Secara kebetulan saya pun terlibat di beberapa kegiatan yang diadakan oleh BKMKB (bambu tiga hehehe...) dan Saya lebih tertarik untuk untuk menularkan beberapa ide kecintaan terhadap Kota Bekasi dengan pendekatan seni budaya kepada kaum remaja.

Pada saat mengadakan Tour Sejarah dengan pesertanya remaja-remaja dari SLTA dan SMK ternyata mereka sangat antusias. Bahkan mereka terlihat begitu menikmati dan juga bangga ketika menyambangi tempat-tempat bersejarah di Kota Bekasi setelah diberi penjelasan oleh para sesepuh BKMKB. Ketika berbicara dengan Saya, salah satu dari remaja-remaja tersebut mengaku bangga dengan Kota Bekasi yang dijuluki oleh Kota Patriot ini, selama ini dia kurang tahu akan sejarah dan budaya kotanya sendiri. Ketika kita duduk melingkari Tugu Api Perjuangan di taman Alun-alun Kota, mereka pun mengaku baru tahu ada tugu bersejarah di sini.

Bukan hanya baru tahu, mereka pun menjadi banggga karena para pendaulu mereka merupakan pejuang yang turut menegakan mereh putih di negera ini. “Ternyata kita tak kalah dengan Jogja ya....” demikian salah satu siswa berbisik kepada temannya. Dan mulai saat itu, Saya menaruh harapan lebih besar kepada lembaga budaya yang bernama BKMKB.Lembaga ini memiliki potensi yang sangat besar dalam membangun budaya dan juga kecintaan terhadap Kota Bekasi, bukan itu saja bahkan lembaga ini juga mampu menjadi api penyulut agar remaja-remaja Bekasi bangga akan Kebekasiannya.

Kembali pada struktur yang baru saja dilantik pada BKMKB, duduk sebagai Ketua Umum adalah Rahmat Effendi Walikota Bekasi dan Sekretaris Umumnya adalah zarkasih Camat Jatiasih, dimana mayoritas yang hadir pun lebih banyak di dominasi oleh kaum birokrat. Ada rasa skeptis di hati Saya, apakah pengharapan Saya akan sebuah lembaga budaya akan terealisasi ?. Diluar sisi politis yang memang selalu menyertai organiasasi apa pun, jangankan sebuah organiasasi sebesar BKMKB untuk tingkat RT pun sudah dipolitisasi maka bagi Saya tak pedulilah dengan itu semua. Saya hanya berharap wadah ini menjalankan fungsi utamanya dengan optimal.

Janganlah nuansa politisnya terlalu kental sehingga melupakan fungsi utamanya yaitu sebagai lembaga budaya yang menjadi pengayom dan juga penumbuh seni dan budaya di Kota Bekasi.Sebagai catatan saja, teman-teman birokrat menduduki posisi-posisi di ormas atau pun organisasi biasanya lebih pada pencapaian jabatan atau pengamanan jabatan saja. Jika orientasinya saja hanya sebatas jabatan semata bukan tak mungkin kepengurusan BKMKB yang baru juga akan sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana nama besar, massa besar namun minim aplikasi kegiatan budaya.

Perda Budaya yang saat ini sedang di godok oleh DPRD pun seakan hanya menjadi proyek orang-orang tertentu. Bahkan diam-diam lembaga budaya ini juga hanya menjadi alat untuk mencapai proyek dan jabatan bagi orang-orang tertentu. Perda Budaya untuk Kota Bekasi sewajarnya mengajak semua pihak untuk dimintai masukannya, dari mulai akademisi, penggiat-penggiat seni, budayawan hingga komunitas seni yang tumbuh di pinggir kalimalang. Bukan hanya dikekepin orang per orang dan tahu-tahu perda itu hadir ditengah-tengah kita. Oleh karena itu BKMKB lah yang seharusnya menjadi jembatan bagi semua, bagi pelaku seni budaya, bagi sejarawan dan juga budayawan, mereka dijembatani kepada kaum eksekutif dan juga legislatif untuk duduk bersama membahas perda ini.

Sudah seminggu pengurus BKMKB dilantik, semoga pengharapan Saya dapat terwujud walau Cuma setengahnya saja. Selamat kepada semua Dewan Kasepuhan, Kademangan dan juga Kemandoran yang baru dilantik bersama pengurus pusatnya. Semoga lembaga ini mejadi ikatan yang kuat untuk menjaga Kota Bekasi ke depan. Dan kita masih bisa ngupi bareng sambil makan ubi dan pisang rebus di sekretariat yaaaa............. (sarkehchandra@yahoo.co.id)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline