Lihat ke Halaman Asli

Egy Maulana Vikri, AHY, dan Memori Indah yang Ingin Direbut Kembali

Diperbarui: 6 Agustus 2020   20:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CNNIndonesia

DALAM dunia oleh raga, khususnya sepakbola, kita mengenal istilah The Rising Star, yaitu seorang pemain anyar, muda, tapi memiliki potensi dan telah mampu menunjukan penampilan luar biasa.

Di Indonesia sendiri, ada salah seorang rising star atas diri Egy Maulana Vikri. Pemain kelahiran Medan, Sumatera Utara ini sempat mengejutkan dunia, saat dirinya mampu menampilkan ciamik bersama timnas garuda muda U-19 di turnamen Toulon 2017, Prancis.

Berkat skill dan permainan olah bolanya yang di atas rata-rata pemain seumurannya, dan dianggap sebagai pemain paling berpengaruh di dalam tim, Egy diganjar dengan penghargaan Jouer Revelation Trophee. Hebatnya, raihan ini menjadikan Egy sejajar dengan Zinadine Zidane dan Cristiano Ronaldo, yang juga sama-sama pernah mendapatkan penghargaan serupa.

Wajar, harapan besar dunia sepak bola tanah air menaruh harapan besar terhadap pemain ini, untuk bisa membawa timnas sepak bola nasional berjaya dalam berbagai ajang kompetisi.

Sayang, harapan itu setidaknya hingga saat ini belum mampu terwujud. Egy masih belum mampu mempersembahkan satu gelar pun bagi timnas garuda.

Egy "The Rising Star" yang digadang-gadang mampu membawa kejayaan bagi timnas sepakbola nasional, nyatanya hampir sama saja dengan pemain-pemain lain, yang juga sempat disebut-sebut sebagai pemain harapan masa depan sepak bola tanah air. Sebut saja Oktavianus Maniani, Syamsir Alam dan Alan Marta. Mereka tenggelam sebelum waktunya.

Meski, khusus untuk Egy, mungkin belum benar-benar tenggelam. Dia yang kini bermain untuk klub Polandia, Lechia Gdansk, masih memiliki kesempatan untuk kembali menunjukan permainan apiknya, seperti yang pernah diperlihatkannya pada beberapa tahun lalu, bersama timnas garuda muda.

Itulah sang Rising Star dalam dunia sepak bola tanah air. Dalam dunia politik pun, negara yang disebut sebagai Negeri Katulistiwa ini juga pernah memiliki Rising Star.

Rising Star dimaksud adalah partai politik (Parpol) yang belum lama berdiri, tapi tiba-tiba saja melejit dan berhasil menduduki tahta tertinggi pada pemilu legeslatif tahun 2009. Partai dimaksud adalah Partai Demokrat.

Betapa tidak, partai berlambang mercy ini baru berdiri pada 9 September 2001. Itu artinya, hanya dalam kurun waktu delapan tahun, partai yang didirikan oleh Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini mampu mengangkangi partai-partai lain yang telah lebih dulu lahir dan jauh lebih berpengalaman. Misalnya, Golkar, PDIP dan PPP.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline