Lihat ke Halaman Asli

salsa nur ambalat

UIN Siber Syekhnurjati Cirebon

Rujak Gamel: Warisan Pedas Budaya Cirebon di Tengah Arus Moderen

Diperbarui: 18 September 2025   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di antara tren kuliner kekinian, ada satu cita rasa lama yang masih hidup di Cirebon: Rujak Gamel. Pedas. Segar. Unik.

Rujak gamel, merupakan salah satu warisan kuliner rakyat khas Cirebon. Sambal rujak ini tak dibuat dengan cara di blender, Sambalnya yang dibuat dengan cara  ditumbuk perlahan menggunakan "gamel", yaitu lesung kecil dari kayu, menghasilkan suara khas yang menjadi asal namanya. Di dalamnya, terdapat kangkung,toge,kol,kerupuk basah, tahu,mentimun dan mie atau bihun dengan bercampur sambal terasi asam manis yang dibuat langsung di tempat. Rasa asam, manis, pedas, dan gurih bertemu dalam beberapa sayuran yang direbus.

Makanan tradisional ini menjadi salah satu warisan budaya di daerah Cirebon dengan rasanya yang pedas manis dan gurih menjadii nagih untuk masyarakat mencicipinya.


Diera yang moderen ini makanan rujak gamel tidaklah terlupakan justru rujak gamel ini menjadi salah satu makanan yang viral ditengah trend kuliner kekinian, karena pelestarian kuliner tradisional seperti ini bukan hanya soal makanan. Tetapi ia merupakan bentuk perlawanan terhadap homogenisasi budaya, sekaligus pengingat akan akar kita sendiri. Mengapa harus malu menyajikan rujak di meja modern?

Beberapa komunitas lokal mulai bergerak. Festival kecil digelar. Anak-anak diajari meracik sambal di lesung. Bahkan ada yang mulai mengemas rujak gamel secara estetik untuk menyesuaikan selera zaman---tanpa mengubah rasa.

Pernah mencicipinya? Jika belum, mampirlah ke pasar rakyat atau sudut kampung Cirebon.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline