ohh...omong kosong!
sejak iming-iming kata "merdeka" pun, kita resmi hidup dalam pusaran omong kosong
apalagi sekarang. apalagi nanti
napas kita sesak penuh asap bualan tabunan sampah pikiran yang memalukan!
meruang dalam rapat, di balik meja, di layar kaca, di muka, di depan mikrofon, keras dan semakin keras
diucapkan berulang menjadi zikir
mencipta Tuhan sendiri yang selalu setuju untuk membunuh, mendusta, mencuri, menindas, merampas,
lalu penghancuran alam. alam kita!
:kita?
:ya kita!
di sana rumah kita digusur
di mana tanah? di mana tanah? kita tidak punya! di mana kita dilahirkan
di situlah mereka membeli nyawa kita sekaligus
bayarannya omong kosong!
omong kosong, tercatat di atas kertas!
tertanam dan menjamur dalam pikiran!
cih...menjijikan....
menjelma bau mulut yang mengiringi napas. mereka kebal menghirup busuknya mayat-mayat kita terus menerus!
omong kosong!
terus dilontarkan oleh manusia rapi dengan jas di badan, dengan "buas" di kepala, dan gas dikokang di tangan yang siap ditembakkan ke wajah kita kapan saja! sesuka kelamin mereka!
tapi ditembak atau tidak, sama saja! kita sudah mati keracunan
lalu kita tetap mati, mereka menghadap ke langit menginjak rahang kita! lalu menertawakannya!
kita tetap?! mati?!
seluruh tubuh kita yang mati ini akan di jual kepada asing. persis seperti alam kita...
ya... di kuburan hanya ada nama kita yang sebentar saja
mereka akan menjualnya
ya... tanah atap kuburan kita! akan dibangun korporasi korup berikutnya!
mereka akan pesta warna di atasnya!
merah, kuning, hijau, biru, biru muda, jingga, merah hitam, putih merah, merah biru aahhh apapun sama saja!
Depok 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI