Lihat ke Halaman Asli

safinatunnajah

mahasiswa PGMI, Jurnalistik kelas B, NIM: 22104080038

Al-Munawwir R2 Yogyakarta Gerakan Pilah Sampah

Diperbarui: 18 April 2025   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempat pembuangan sampah yang telah dibedakan menjadi 3 tempat berbeda. Sumber gambar: dokumen pribadi.

Di tengah hiruk pikuk Kota Yogyakarta yang digadang-gadang darurat sampah, sebuah inisiatif lingkungan yang patut diacungi jempol lahir dari lingkungan Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, tepatnya Komplek R2. Komplek yang menjadi rumah bagi sejumlah santri ini mengambil langkah proaktif dalam pengelolaan sampah dengan menerapkan program pemilahan sampah yang terstruktur dan berkelanjutan. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk menciptakan lingkungan pesantren yang lebih asri dan higienis, tetapi juga menjadi oase inspirasi bagi komunitas sekitar dalam mengelola sampah secara bertanggung jawab.

Program pemilahan sampah di Komplek R2 Al-Munawwir Krapyak ini bukan sekadar imbauan, melainkan sebuah sistem yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari para penghuninya. Sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas di dalam komplek dipilah secara cermat menjadi tiga kategori utama: sampah residu, sampah kering, dan sampah organik. Setiap jenis sampah ini kemudian memiliki alur pengelolaan yang berbeda dan jelas.

Sampah kering, yang meliputi beragam material seperti botol plastik bekas, kardus, kertas, kaleng, dan berbagai kemasan anorganik lainnya, menjadi sumber daya yang bernilai di tangan pengurus kebersihan Komplek R2. Secara rutin, setiap satu bulan sekali, sampah-sampah kering yang telah terkumpul dengan rapi ini dijual kepada pengepul barang bekas. Hasil dari penjualan ini tidak serta merta dinikmati secara pribadi, melainkan dialokasikan sepenuhnya untuk kas pengurus kebersihan komplek. Dana ini kemudian digunakan untuk mendukung berbagai kegiatan kebersihan dan pemeliharaan lingkungan di dalam Komplek R2, menciptakan siklus ekonomi kecil yang bermanfaat bagi seluruh penghuni.

Langkah ini tidak hanya mengurangi volume sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir, tetapi juga menumbuhkan kesadaran di kalangan santri dan pengurus akan nilai ekonomi dari sampah yang seringkali dianggap sebelah mata. Proses pengumpulan dan penjualan sampah kering ini juga secara tidak langsung melatih kedisiplinan dan tanggung jawab para santri dalam menjaga kebersihan lingkungan mereka.

Berbeda dengan sampah kering yang memiliki nilai jual, sampah organik yang berasal dari sisa-sisa makanan dan limbah dapur lainnya memiliki penanganan yang berbeda pula. Komplek R2 menjalin kemitraan yang erat dengan seorang warga lokal yang akrab disapa Pakdhe. Setiap tiga hari sekali, Pakdhe datang ke Komplek R2 untuk mengangkut seluruh sampah organik yang telah terkumpul. Sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap upaya Pakdhe dalam menjaga lingkungan, pihak Komplek R2 memberikan kontribusi berupa pembayaran secara berkala. Kemitraan ini tidak hanya memastikan bahwa sampah organik terkelola dengan baik dan tidak menimbulkan masalah lingkungan, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antara pesantren dan masyarakat sekitar.

Pengelolaan sampah organik yang baik ini memiliki potensi yang lebih besar, seperti diolah menjadi kompos yang dimanfaatkan untuk kegiatan berkebun di lingkungan pesantren, meskipun saat ini fokusnya masih pada pengangkutan rutin, tidak menutup kemungkinan bahwa ke depannya Komplek R2 akan mengembangkan unit pengelolaan sampah organik sendiri.

Sementara itu, untuk sampah residu, yaitu jenis sampah yang sulit atau bahkan tidak akan dapat didaur ulang maupun diolah menjadi kompos, Komplek R2 mengambil langkah yang bertanggung jawab dengan menggandeng jasa pengangkutan sampah professional, "Pasti Angkut". Kerja sama ini memastikan bahwa sampah residu diangkut secara teratur dan dibuang ke tempat pembuangan akhir yang sesuai dengan standar pengelolaan lingkungan. Tentu saja, layanan ini memerlukan biaya, dan Komplek R2 secara rutin melakukan pembayaran kepada "Pasti Angkut" sebagai bentuk tanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan.

Keputusan untuk bekerja sama dengan pihak ketiga untuk sampah residu menunjukkan kesadaran pengurus Komplek R2 akan pentingnya penanganan sampah yang tepat dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan yang lebih luas. Langkah ini juga mencerminkan komitmen pesantren untuk tidak hanya fokus pada kebersihan internal, tetapi juga berkontribusi pada pengelolaan sampah kota yang lebih baik,

Inisiatif pemilahan sampah yang diterapkan di Komplek R2 Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta ini bukan hanya sekadar program sesaat, melainkan upaya berkelanjutan yang melibatkan seluruh elemen di dalam komplek.

Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi komplek-komplek lain di lingkungan Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, bahkan bagi pesantren-pesantren lain di Yogyakarta dan sekitarnya.  

Langkah kecil yang dilakukan oleh Komplek R2 ini memiliki dampak yang besar dalam mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, dan lestari. Di tengah tantangan permasalahan sampah yang semakin kompleks, contoh nyata dari Komplek R2 Al-Munawwir Krapyak ini memberikan harapan dan menunjukkan bahwa dengan kemauan dan kerja sama, pengelolaan sampah yang efektif dapat diwujudkan mulai dari lingkup terkecil. Semoga inisiatif mulia ini terus berkembang dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta dalam gerakan peduli lingkungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline