Lihat ke Halaman Asli

syarifuddin abdullah

TERVERIFIKASI

Penikmat Seni dan Perjalanan

Artikel Prabowo Subianto tentang Perang Gaza: "Soekarno Banget"

Diperbarui: 27 April 2024   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: diolah dari screen-shoot link situs-majalah The Economist, edisi 26 April 2024.

Pada Jumat 26 April 2024, di majalah-situs The Economist, Prabowo Subianto (PS) menulis artikel tentang Perang Gaza, yang menggambarkan dan kembali mengulangi sikap jelas dan tegas-gamblang posisi PS dan Indonesia terhadap konflik Palestina-Israel secara umum dan perkembangan dinamika Perang Israel-Hamas di Gaza.

Setidaknya ada tiga argumen utama yang solid dan menukik, yang diulas PS dalam artikel yang keren dan bernas tersebut:

Pertama: mengeritik dan membandingkan sikap negara-negara terhadap Perang Ukraina dan Perang Gaza. Bagaimana mungkin korban perang Gaza, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dinilai lebih tidak berharga dibanding korban perang Ukraina? Bagaimana mungkin kehancuran kota Mariupol dan peristiwa Bucha di Ukraina dianggap lebih brutal dan lebih pantas dikecam dibanding kehancuran akibat gempuran terhadap rumah sakit Al-Shifa di Gaza? Kenapa negara-negara Barat mengomandoi masyarakat dunia untuk mengutuk Rusia, dan tidak/belum melakukan hal serupa terhadap Israel?

Kedua, saya (PS) bersimpati dan berduka atas semua korban tewas dan cedera di pihak Israel. Tapi saya tidak melihat (argumen yang kuat) bahwa peristiwa 7 Oktober 2023 (serangan Hamas ke Israel) dapat menjustifikasi kebrutalan yang telah terjadi dan masih menimpa Gaza sejak itu dan sampai hari ini.

Ketiga, di paragraf terakhir artikel itu, PS mengirim pesan strategis dalam bentuk "peringatan konsekuensial" yang berdampak jangka panjang, dengan bahasa diplomatis, yang menunjukkan kelasnya, bahwa Perang Gaza saat ini dan konflik Palestina-Israel secara umum harus segera diselesaikan. Jika tidak, kita mungkin akan kembali menyaksikan dan mengalami "lingkaran kekerasan" yang jauh lebih dramatis dan lebih brutal, dibanding yang sudah terjadi selama delapan dekade terakhir.

Catatan khusus tentang artikel Prabowo Subianto:

1. Artikel itu ditulis atas nama Prabowo Subianto dengan menggunakan jabatan The Elected President (presiden terpilih yang belum dilantik).

2. Kesan saya seusai membacanya: substansi artikel itu "Soekarno Banget".

3. Sependek pengetahuan saya, meskipun selama ini Indonesia mengambil posisi tegas terkait isu Palestina, namun selama Era Reformasi (atau bahkan mungkin sejak era Orde Baru), artikel PS ini bisa disebut respons dan pernyataan paling tegas dan gamblang dari pejabat tinggi Indonesia, tentang (1) kejelasan posisi Indonesia dalam mendukung penyelesaian konflik Palestina-Israel; (2) sekaligus, dan ini yang penting, paling keras mengeritik kebijakan standar ganda negara-negara Barat terhadap konflik Israel-Palestina.

4. Bahkan jika dibandingkan dengan pernyataan pemimpin-pemimpin Arab sejak Serangan Hamas  7 Oktober 2023, artikel PS itu jauh lebih tegas dalam soal pemihakan dan kejelasan sikapnya.

5. Yang menarik, dalam artikel itu, PS mengaku bahwa sikapnya itu berangkat dari posisinya (a) sebagai warga Indonesia, (b) sebagai Muslim, dan (c) sebagai human being (manusia biasa). Dan salah kutipan menarik dari artikel itu: "You do not have to be Muslim to feel the pain of Gaza and you do not have to be a Muslim to feel outraged at what is happening there (Anda tidak harus menjadi Muslim untuk bisa merasakan penderitaan Gaza dan Anda pun tidak harus menjadi Muslim untuk merasakan kesakitan yang terjadi di Gaza)".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline