Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Puisi | Tersisa dari Pantai Gersang

Diperbarui: 3 Juni 2019   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Tersisa dua pohon kelapa setelah pantaimu dibantai gelombang. Tak mampu bertahan kuatnya karang. Abrasi telah mengikis pantai gersang. Pantai yang pernah membuat kita terpanggang. 

Kini lebih tiga dasawarsa. Ketika kita belum mengerti arti cinta. Pantai masih bertahan dengan apa adanya. Terkikis perlahan pantai yang saat ini telah dipenuhi luka. Tertikam pedang tanpa mata. Banyak kata kita tumpah sudah tak ada guna. Matahari pagi terlihat tersiksa. 

Pantai gersang dibiarkan teraniaya dalam waktu yang panjang. Pantai yang telah dilupakan terhapus untuk dikenang. Kita belum terlalu tua belum waktunya lupa. Orang tua kita pernah lama di pantai ini menambatkan perahu dan jala sejak kecil hingga menjadi tua. 

Kita bukan keturunan pelupa tapi pura-pura. Obati pantai gersang dari luka. Agar kita tidak ditulis batu karang sebagai generasi durhaka. 

Sungailiat, 3 Juni 2019 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline