Usianya memang tidak muda lagi, namun di usianya yang ke 64 tahun di tengah gejolak perpolitikan jepang Sanae Takaichi berhasil menggungguli rekan separtainya di Partai Demokrat Liberal yang didominasi kaum pria dan akan menjadi Perdana Menteri Wanita pertama Jepang jika dikukuhkan oleh parlemen Jepang pada 15 Oktober 2025 mendatang,
Jika ditelusuri rekam jejeknya kemunculan Sanae Takaichi bukanlah politikus karbitan, namun dirinya merajut reputasi politiknya secara bertahap dan rapi di tengah tengah partainya yang mayoritas kaum pria ini. Sebagai gambaran di Jepang perempuan hanya mewakili sekitar 15 % dari majelis rendah Jepang dan hanya 2 dari 47 gubernur prefektur Jepang yang merupakan perempuan.
Garis Keras
Aliran politik Sanae Takaichi bukanlah aliran lemah lembut sebagaimana dirinya seoarng permpuan, namun tergolong penganut haluan politik garis keras. Hal ini tercermin dari pilihan selera musiknya yaitu heavy metal dan bahkan selama masih menjadi mahasiswa Sanae Takaichi menjadi dummer band heavy metal di kampusnya.
Sumber: X
Disamping itu aliran garis keras politiknya tercermin dari dirinya yang mengidolakan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher panutan politiknya. Dalam perjalanan politiknya Sanae Takaichi cenderung melawan norma norma partiarki.
Keberhasilan Sanae Takaichi mencapai puncak karir politiknya bukanlah serta merta dapat meyakinkan harapan besar bagi masyarakat Jepang akan terealisasinya kesetaraan jener karena memang perempuan sangat kurang terwakili dalam politik Jepang.
Salah satu langkah yang pernah diambil oleh Sanae Takaichi terkait dengan revisi undang undang yang sudah lama berlalu dimana dirinya tidak menyetujui kewajiban pasangan menikah untuk menggunakan nama keluarga yang sama, aturan yang mayoritas mengharuskan perempuan menggunakan nama suami mereka.
Sanae Takaichi bergabung dengan parlemen Jepang pada tahun 1993 dan menjabat sebagai menteri untuk berbagai jabatan, termasuk keamanan ekonomi, urusan dalam negeri, dan kesetaraan gender.
Sanae Takaichi dalam rekam jejaknya tergolong politikus garis keras utamanya dalam hal pertahanan nasional dan ekonomi. Kondisi politik dalam negeri seperti krisis kekurangan beras dan tekanan poliik luar negeri seperti tarif yang diberlakukan Donald Trump menempa Sanae Takaichi menjadi politikus handal.
Sikapnya yang mendukung pelonggaran moneter yang agresif dan pengeluaran fiskal yang besar, serta menggemakan kebijakan ekonomi mentor politiknya yaitu mantan perdana menteri Shinzo Abe yang dibunuh, membuat dirinya dikenal sebagai pengikut Abenomic.