Lihat ke Halaman Asli

Rizal Falih

Pegawai Biasa

Pengamen Malam

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bus itu kau nyanyikan lagu
Lagu lama yang masih terdengar merdu
Walaupun kau nyanyikan dengan suara sumbangmu
Hanya demi uang receh yang sangat berarti bagimu

Tak perduli dengan para pendengarmu
Apakah suka,murka, atau tengah terluka
Tetap saja iringan gitar dan nyanyian keluar dari mulutmu
Sungguh kau nikmati semua itu

Hidup ini memang keras kawan
Tak ada sesuatu yang dapat kita gapai
Jika kita tidak mau mencoba meraihnya
Itu menurutmu kawan

Kau sandarkan hidupmu
Di jalanan dan kerasnya kehidupan
Tanpa mengenal takut dan pengecut
Karena kau sudah tahu resiko apa pun yang akan menghadang

Mungkin demi sesuap nasi,sebatang rokok, dan segelas kopi
Mungkin juga demi anak dan istrimu
Atau mungkin demi kesenangan hidupmu
Tapi itulah cara mu mengejar mimpi

Tak sedikit orang yang mencibirmu
Memandangmu dengan nanar dan sinis
Mengaanggap kau bodoh dan malas
Mengaanggapmu hanya pasrah kepada keadaan

Pengamen malam, aku menyebutmu
Menemani perjalananku di setiap malam akhir pekanku
Menghiburku dengan suara sumbangmu
Hanya demi receh yang kadang tidak aku perdulikan tapi berarti bagimu

Ah...Pengamen malam
Bukankah aku pernah menjadi sahabat dan bagian darimu...

*tulisan ngawur, menghilangkan jenuh menghadapi macetnya jalan di akhir pekan..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline