Lihat ke Halaman Asli

Riski

Berusaha belajar untuk menjadi pelajar yang mengerti arti belajar

Melawan adalah kepastian bagi negeri yang telah Mati

Diperbarui: 29 Agustus 2025   18:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://share.google/Tm2XrHii9DPQforKe

Hari ini kita menyaksikan bagaimana kondisi Indonesia tengah berada dalam situasi yang memprihatinkan. Kekacauan terjadi di berbagai lini, lembaga negara seperti DPR seakan merajalela, sementara penindasan terus menimpa masyarakat kecil. Suara perlawanan pun bermunculan. Dari berbagai lapisan masyarakat, aksi turun ke jalan semakin menguat untuk memperjuangkan kebenaran dan memastikan bahwa bangsa ini tetap dapat berdiri tegak di bawah panji suci merah putih.

Gelombang massa yang turun ke jalan bukan hanya datang dari kalangan mahasiswa di pusat kota Jakarta, tetapi juga dari mahasiswa di berbagai daerah. Tidak berhenti di situ, masyarakat umum pun ikut bersatu: para petani, pengemudi ojek online, bahkan pelajar ikut menyuarakan keresahan yang sama. Semua menuntut hak yang seharusnya menjadi milik rakyat, hak yang hari ini telah terampas.

Sejarah pernah mencatat tragedi 1998 sebagai momentum kebangkitan rakyat. Kini, kita dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah sejarah kelam itu akan kembali terulang? Situasi yang terjadi membuat kita bertanya---kepada siapa lagi rakyat bisa berharap? Para pemimpin yang seharusnya menjadi tulang punggung kejayaan bangsa justru mengikis hak-hak rakyat. Wakil yang semestinya menjadi lidah rakyat kini justru memutus lidah itu, hingga suara kita nyaris tak terdengar. Jika demikian, untuk apa lagi kita hidup dalam tanah air yang masih dikuasai tirani dengan wajah manis penuh topeng kepalsuan?

Ironisnya, ketika rakyat menuntut hak dan menegakkan keadilan, justru mereka yang berkuasa menunjukkan taringnya. Mereka mengerahkan fasilitas, aparat, dan kekuatan untuk menghalau perjuangan rakyat. Tidak berhenti pada pengusiran, mereka bahkan tega merenggut nyawa seorang pejuang yang lantang menyuarakan kebenaran. Ini bukan sekadar bentuk ketidakadilan, tetapi tragedi kemanusiaan yang sangat memalukan bagi sebuah bangsa yang mengaku demokratis.

Kini saatnya: mari kita bersatu, berdiri tegak di atas satu tiang perjuangan, menghadapi satu persoalan bersama---yakni melawan dan menghancurkan tirani yang hari ini masih bercokol di negeri ini. Jangan biarkan Indonesia terus diperdaya oleh penguasa yang bersembunyi di balik topeng keluguan.

Kini saatnya rakyat bangkit. Saatnya mahasiswa, masyarakat, dan seluruh elemen bangsa bersatu untuk merebut kembali hak yang dirampas. Perjuangan ini bukan milik segelintir orang, melainkan milik kita semua yang mencintai negeri ini.

Salam Perjuangan! Salam Pergerakan! Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline