Indonesia sebagai negara multikultural, salah satu negara yang memiliki banyak keberagaman. Terdapat banyak keragaman, seperti suku, budaya, agama, ras, dan bentuk keberagaman lainnya. Selain menjadi bangsa yang beragam Indonesia juga sebagai bangsa yang besar, karena Indonesia menduduki peringkat ke 4 jumlah penduduk terbanyak, memiliki kekayaan sumber daya alam, memiliki banyak pulau dan daratan yang luas, dan memiliki keberagaman budaya dan bahasa yang unik. Berdasarkan pernyataan di atas Indonesia sebagai negara yang besar dan beragam maka dari itulah Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, bukan hanya itu namun keberagaman ini sekaligus menimbulkan permasalahan yang besar salah satunya kurangnya sikap toleransi di lingkungan masyarakat.
Salah satu dampak sikap intoleransi di indonesia adalah globalisasi di era disrupsi. Salah satu dampak adanya globalisasi adalah masuknya era disrupsi yang ditunjukan oleh dengan berkembangnya teknologi saat ini yang terus berkembang maju, salah satunya ialah media sosial. Media sosial merupakan sebuah media tempat bersosialisasi satu sama lain. Namun, dikerjakan secara online dan membuat manusia untuk beraktivitas tanpa dibatasi ruang dan waktu. platform yang sangat disukai oleh masyarakat di Indonesia adalah media sosial. Karena media sosial memanjakan masyarakat dengan cara memberikan beberapa informasi yang disediakan dengan cepat. Media sosial mempermudah komunikasi jarak jauh antar orang masyarakat dalam komunikasi jarak jauh. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa komunikasi dan informasi dapat disebarluaskan dengan majunya teknologi di era disrupsi. Namun, kesadaran masyarakat dalam menggunakan media sosial sangat penting agar semua berita hoax maupun ujaran kebencian terhadap individu, kelompok, ras, suku, dan golongan lainnya. Karena jikalau masyarakat belum sadar bagaimana cara menggunakan media sosial dengan baik, masyarakat akan terprovokasi terhadap berita yang membuat seseorang membacanya bersikap intoleransi.
Menurut hasil laporan Turnbackhoax.id pada tahun 2017 tentang laporan masyarakat terkait ujaran kebencian. Data pada gambar di bawah ini memberi gambaran bahwa tingginya tingkat laporan terkait dengan ujaran kebencian, padahal intoleransi bisa muncul karena adanya rasa benci terhadap individu, kelompok, ras, maupun golongan.
Hasil dari pengamatan yang dilaksanakan oleh Cahyo Pamungkas Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia memberikan kesimpulan dampak dari sikap intoleransi disebabkan oleh adanya media sosial. Adapun beberapa dampak positif asal media umum yg memiliki peluang untuk meningkatkan nilai toleransi diantaranya:
1. Media sosial sebagai sarana memberikan informasi nilai toleransi kepada masyarakat.
2. Konten yang positif, menjadi alat bagi semua elemen masyarakat, pemerintah agar bisa memberikan nilai-nilai toleransi kepada masyarakat.
3. Media sosial dapat digunakan sebagai tempat melaporkan jika seorang korban tidak berani mengungkapkan.
supaya terciptanya rakyat yang berintegritas serta bersifat toleransi. tidak bisa dipungkiri lagi betapa pentingnya elemen untuk mendukung supaya sikap toleransi ini mampu terwujud antara lain artinya :
1. Pemerintah sebagai elemen yang berperan penting dalam mewujudkan nilai-nilai toleransi di masyarakat seperti menjadi wadah bagi masyarakat agar laporan dan kasus dapat dipedulikan dan tidak disepelekan.
2. Masyarakat sebagai elemen yang bersosialisasi langsung dengan masyarakat lainnya diharapkan masyarakat bisa menggunakan media sosial dengan baik dan tidak menyebarkan berita berita hoax yang akan menimbulkan sikap intoleransi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI