Mohon tunggu...
Antin Novita
Antin Novita Mohon Tunggu... Mahasiswa aktif semester 3

Saya Antin Novita, mahasiswa aktif semester 3 yang memiliki minat dalam menulis, membaca, dan berbagi gagasan. Topik yang sering saya angkat antara lain seputar pendidikan, motivasi, pengalaman hidup, serta budaya lokal. Tinggal di Ponorogo, Jawa Timur, saya berharap tulisan saya dapat memberi manfaat dan inspirasi bagi pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pengaruh Kritikan Negatif dari Lingkungan Sosial sebagai Sumber Motivasi dalam Menunjang Semangat Belajar Mahasiswa

14 Oktober 2025   05:42 Diperbarui: 14 Oktober 2025   05:42 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Dalam psikologi pendidikan, pengalaman yang kurang menyenangkan, seperti hinaan dari orang di sekitar kita, sering dianggap sebagai hambatan dalam proses belajar dan perkembangan pribadi. Namun, ada juga sebagian orang yang justru menjadikan hinaan tersebut sebagai pemicu semangat untuk mencapai prestasi yang lebih baik, terutama dalam menjalani perkuliahan.Hinaan dari tetangga bisa berupa komentar yang merendahkan, kritik tajam, atau sikap yang meremehkan kemampuan seseorang. Secara psikologis, respon terhadap hinaan ini berbeda-beda antara individu. Ada yang menjadi putus asa dan kehilangan motivasi, tetapi tidak sedikit juga yang mampu membalikkan keadaan tersebut menjadi dorongan untuk berusaha lebih keras. Mereka menggunakan hinaan sebagai alasan untuk membuktikan bahwa mereka mampu sukses dan berprestasi.Menurut beberapa teori motivasi dalam psikologi pendidikan, seperti motivasi ekstrinsik dan intrinsik, dorongan dari luar seperti hinaan bisa memicu motivasi ekstrinsik. Dalam hal ini, seseorang terdorong untuk kuliah dengan lebih giat agar bisa membuktikan dirinya di hadapan lingkungan sekitarnya. Jika dorongan itu bisa diubah menjadi motivasi intrinsik, maka semangat belajar pun akan semakin kuat dan berdampak pada keberhasilan akademik yang lebih baik.Selain itu, konsep ketangguhan mental atau resilience juga penting dalam hal ini. Orang yang mampu mengubah hinaan menjadi motivasi menunjukkan ketangguhan psikologis yang tinggi. Mereka belajar dari pengalaman tersebut dan menggunakannya untuk memperbaiki diri, mengembangkan potensi, dan fokus mencapai tujuan jangka panjang, yaitu keberhasilan dalam perkuliahan.Dalam praktiknya, dosen dan tenaga pendidik sebaiknya memberikan dukungan emosional kepada mahasiswa yang menghadapi hinaan atau perlakuan negatif. Lingkungan belajar yang mendukung sangat membantu agar pengalaman negatif ini tidak berubah menjadi beban psikologis yang malah menghambat prestasi belajar. Pendampingan secara psikologis juga diperlukan agar mahasiswa tetap bisa menjaga semangat dan fokus terhadap tujuan akademiknya.Singkatnya, hinaan dari lingkungan sekitar yang awalnya merupakan pengalaman negatif, ternyata dapat menjadi sumber motivasi bagi mahasiswa untuk lebih semangat dalam belajar dan menyelesaikan kuliahnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman sosial yang kurang baik bisa saja diolah menjadi kekuatan positif dalam dunia pendidikan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun