Lihat ke Halaman Asli

Touring CB Di Maguwoharjo Bersama Teman Petualangan Mesin Dan Persahabatan

Diperbarui: 5 Juni 2025   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

potret saya bersama teman waktu touring cb di maguwoharjo( dokumentasi pribadi)

Touring bukan hanya tentang menaklukkan jalanan, tapi juga tentang menciptakan kenangan bersama orang-orang terdekat. Begitulah yang kami rasakan saat menjalani touring dengan motor CB kesayangan ke Maguwo, sebuah wilayah di Yogyakarta yang menyimpan keindahan tersembunyi dan suasana yang tenang.

Awal Perjalanan: Deru Mesin dan Semangat

Pagi itu, matahari baru saja naik ketika deru mesin-mesin klasik CB mulai memenuhi udara. Kami berkumpul di titik temu, mengecek perlengkapan, dan memastikan motor dalam kondisi prima. Suara knalpot khas CB menjadi musik pembuka bagi perjalanan kami---nyaring, tapi penuh gaya.

Kami berjumlah lima orang, masing-masing dengan CB kustom yang mencerminkan kepribadian pemiliknya. Ada yang bergaya klasik retro, ada pula yang tampil garang dengan sentuhan modern. Tapi satu hal yang pasti: semangat kami menyatu dalam irama roda yang berputar.

Melintasi Jalanan Menuju Maguwo

Perjalanan menuju Maguwo membawa kami melintasi jalur-jalur kecil yang sejuk dan rindang. Jalanan aspal yang mulus, diselingi pemandangan sawah hijau dan udara yang bersih, membuat touring kali ini terasa istimewa. Sesekali kami berhenti, sekadar mengambil foto atau menikmati kopi di warung pinggir jalan.

Suasana kekeluargaan begitu kental. Di setiap tikungan dan tanjakan, kami saling menjaga, saling memberi kode, dan kadang tertawa karena kejadian konyol yang tak terduga. Touring dengan teman-teman memang selalu menghadirkan momen tak ternilai.

Maguwo: Destinasi yang Sederhana Tapi Bermakna

Sesampainya di Maguwo, kami tidak langsung berhenti. Kami keliling area sekitar, menikmati suasana yang tenang dan ramah. Maguwo menawarkan kesejukan alam yang pas untuk melepas penat, dengan nuansa khas Jogja yang hangat dan bersahabat.


Kami akhirnya berhenti di sebuah tempat terbuka untuk istirahat dan makan siang bersama. Di sanalah cerita-cerita lama kembali dibuka, dan rencana touring selanjutnya mulai dirancang. Tawa, obrolan ringan, dan aroma bensin yang masih tersisa di udara jadi saksi kebersamaan kami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline