Lihat ke Halaman Asli

AndikaP

penulis dan jurnalis

Public Speaking Keterampilan Strategis bagi Pejabat

Diperbarui: 3 September 2025   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Public Speaking.(Sumber: Growing)

Belakangan ini, perhatian publik kerap tertuju bukan hanya pada kebijakan pejabat, tetapi juga pada cara mereka berbicara di depan umum. Banyak contoh pidato pejabat yang terdengar monoton, penuh jeda tidak jelas, bahkan kadang keliru dalam penyampaian data dan istilah. 

Fenomena ini menimbulkan keresahan, sebab seorang pejabat publik bukan hanya dituntut untuk mengambil keputusan yang tepat, tetapi juga mampu mengomunikasikannya dengan jelas dan meyakinkan.

Public speaking bukan sekadar keterampilan tambahan; ia adalah bagian dari kepemimpinan. Ketika pejabat gagal menyampaikan pesan dengan baik, publik bisa salah paham, kebijakan kehilangan legitimasi, bahkan menurunkan kepercayaan masyarakat.

Mengapa Public Speaking Pejabat Buruk?

  1. Minimnya Pelatihan Formal
    Banyak pejabat meniti karier dari birokrasi atau politik praktis tanpa pernah mendapatkan pelatihan komunikasi publik secara serius.

  2. Kebiasaan Membaca Teks Mentah
    Pidato yang hanya dibacakan dari teks resmi membuat penyampaian terasa kaku, kehilangan intonasi, dan jauh dari sentuhan personal.

  3. Kurangnya Empati pada Audiens
    Sebagian pejabat hanya fokus pada apa yang ingin disampaikan, bukan bagaimana audiens menerimanya.

  4. Budaya Formalisme
    Tradisi birokrasi sering menganggap gaya bicara yang kaku dan penuh istilah teknis adalah tanda wibawa, padahal justru memutus komunikasi dengan masyarakat awam.

Dampak Buruk Public Speaking yang Lemah

  • Menurunkan Kredibilitas: Pejabat dianggap tidak menguasai isu yang dibicarakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline