Belakangan ini, perhatian publik kerap tertuju bukan hanya pada kebijakan pejabat, tetapi juga pada cara mereka berbicara di depan umum. Banyak contoh pidato pejabat yang terdengar monoton, penuh jeda tidak jelas, bahkan kadang keliru dalam penyampaian data dan istilah.
Fenomena ini menimbulkan keresahan, sebab seorang pejabat publik bukan hanya dituntut untuk mengambil keputusan yang tepat, tetapi juga mampu mengomunikasikannya dengan jelas dan meyakinkan.
Public speaking bukan sekadar keterampilan tambahan; ia adalah bagian dari kepemimpinan. Ketika pejabat gagal menyampaikan pesan dengan baik, publik bisa salah paham, kebijakan kehilangan legitimasi, bahkan menurunkan kepercayaan masyarakat.
Mengapa Public Speaking Pejabat Buruk?
Minimnya Pelatihan Formal
Banyak pejabat meniti karier dari birokrasi atau politik praktis tanpa pernah mendapatkan pelatihan komunikasi publik secara serius.Kebiasaan Membaca Teks Mentah
Pidato yang hanya dibacakan dari teks resmi membuat penyampaian terasa kaku, kehilangan intonasi, dan jauh dari sentuhan personal.Kurangnya Empati pada Audiens
Sebagian pejabat hanya fokus pada apa yang ingin disampaikan, bukan bagaimana audiens menerimanya.Budaya Formalisme
Tradisi birokrasi sering menganggap gaya bicara yang kaku dan penuh istilah teknis adalah tanda wibawa, padahal justru memutus komunikasi dengan masyarakat awam.
Dampak Buruk Public Speaking yang Lemah
Menurunkan Kredibilitas: Pejabat dianggap tidak menguasai isu yang dibicarakan.