Lihat ke Halaman Asli

Tino Rahardian

TERVERIFIKASI

Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Kereta Api, Membawa Perjalanan Mudik Ramadan Tak Terlupakan!

Diperbarui: 20 Maret 2025   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penampakan suasana di gerbong Kereta Panoramic.(Foto: Dok. KAI via Kompas.com)

"Perjalanan membuat seseorang menjadi rendah hati. Anda melihat seberapa kecil tempat Anda di dunia ini."

Begitulah kata-kata dari seorang Gustave Flaubert, penulis berkebangsaan Prancis beraliran realisme. Kata-kata tersebut memicu saya untuk selalu menikmati perjalanan mudik.

Ada sesuatu yang istimewa tentang perjalanan menuju kampung halaman--sebuah perjalanan yang bukan hanya soal jarak, tetapi juga soal hati yang ingin pulang.

Bagi saya, mudik bukan sekadar perjalanan fisik; ia adalah perjalanan emosional menuju tempat di mana kita merasa paling "kita."

Ia adalah pengingat bahwa di tengah segala kesibukan dan tantangan hidup, ada rumah yang selalu menunggu kita pulang--tempat di mana cinta tidak pernah berkurang.

Kampung halaman selalu punya cara untuk menyembuhkan hati dan mengingatkan kita akan apa yang benar-benar penting dalam hidup.

Mudik adalah lebih dari sekadar tradisi; ia adalah perjalanan penuh makna menuju cinta dan kebahagiaan sejati.

Sejak awal, saya sudah merasakan semangat mudik.

Proses mempersiapkan perjalanan, mulai dari memesan tiket melalui aplikasi KAI Access hingga mengemas barang-barang, adalah bagian dari ritual yang membuat semuanya terasa spesial.

Saya memilih kereta api sebagai moda transportasi utama bersama keluarga untuk perjalanan kali ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline