Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu, Lampung, Indonesia.Terlihat instalasi pengeboran sumur uap dan kepulan uap putih dari pembangkitan energi panas bumi di tengah kawasan hutan tropis Sumatra. Foto ini menunjukkan potensi besar energi bersih yang terpendam di perut bumi Indonesia"emas energi" yang masih menunggu untuk dimanfaatkan secara optimal.
Potensi Panas Bumi Indonesia yang Luar Biasa
Indonesia ibarat raksasa yang "tidur di atas emas energi" berupa panas bumi. Terletak di Cincin Api Pasifik dengan lebih dari seratus gunung berapi aktif, negeri ini dikaruniai potensi panas bumi terbesar di dunia. Diperkirakan total resource panas bumi Indonesia mencapai 23--28 gigawatt (GW) sekitar 40% dari cadangan panas bumi dunia energytracker.asia. Artinya, hampir separuh "emas energi" geothermal dunia berada di perut bumi Indonesia. Sumber daya ini tersebar di ratusan lokasi dari Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, hingga Maluku dan Papua esdm.go.id,ekonomi.bisnis.com. Menurut data Kementerian ESDM, hingga akhir 2024 telah teridentifikasi 362 titik potensi panas bumi dengan 62 wilayah kerja (WKP) resmi dan 12 wilayah survei pendahuluan yang aktif. Dengan kekayaan alam vulkanik ini, Indonesia sejatinya bagaikan ladang "emas hijau" energi terbarukan yang sangat melimpah kompasiana.com.
Namun, ibarat harta karun terpendam, baru sebagian kecil saja potensi tersebut dimanfaatkan. Total kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Indonesia saat ini sekitar 2,6 GW. Angka ini kurang lebih hanya 11% dari total cadangan panas bumi yang dimiliki ekonomi.bisnis.com. Dengan kata lain, hampir 90% potensi geothermal kita masih "tertidur" menanti untuk digali. Padahal, panas bumi merupakan energi terbarukan yang bersih dan dapat menghasilkan listrik baseload (beban dasar) secara terus-menerus siang malam, tidak tergantung cuaca. Inilah ironi "tidur di atas emas energi" -- meski kaya raya sumber panas bumi, sebagian besar kebutuhan listrik Indonesia justru masih dipasok oleh sumber energi fosil.
Pemanfaatan Saat Ini: Posisi Indonesia di Dunia
PLTP Sarulla di Sumatra Utara (330 MW, beroperasi sejak 2017) merupakan salah satu pembangkit panas bumi terbesar di Indonesiaekonomi.bisnis.com. Dengan memanfaatkan reservoir uap panas di perut bumi, PLTP seperti Sarulla menghasilkan listrik hijau yang stabil dan membantu memenuhi kebutuhan energi nasional.
Dalam hal pemanfaatan, Indonesia sudah masuk peringkat atas dunia meski belum sesuai potensinya. Kapasitas terpasang ~2,6 GW menempatkan Indonesia sebagai produsen listrik panas bumi nomor dua terbesar di dunia. Posisi pertama saat ini dipegang oleh Amerika Serikat dengan sekitar 3,9 GW. Indonesia berhasil menggeser Filipina (1,9 GW) dari posisi kedua sejak 2018. Prestasi ini patut dibanggakan, tetapi kontribusi geothermal terhadap bauran energi nasional masih relatif kecil. PLTP hanya menyumbang kira-kira 3--5% dari total kapasitas dan produksi listrik Indonesia. Sebagian besar listrik kita masih didominasi PLTU batu bara.
Walau kapasitas terpasang panas bumi Indonesia terus tumbuh (dari hanya ~0,25 GW tahun 1990, >1 GW di awal 2000-an, hingga >2 GW), lajunya belum maksimal. Pemerintah awalnya menargetkan 7,2 GW pada 2025 energytracker.asia, namun realisasi kemungkinan mundur sekitar 5 tahun. Dibutuhkan percepatan signifikan agar pemanfaatan "emas energi" ini bisa mengimbangi kekayaannya.
Tantangan: Mengapa Panas Bumi Belum Tergarap Optimal?
Memanfaatkan panas bumi bukan tanpa kendala. Sejumlah tantangan teknis, ekonomi, dan regulasi membuat pengembangan geothermal berjalan lebih lambat dibanding potensi yang ada:
Biaya Awal Tinggi & Risiko Eksplorasi: Untuk menemukan cadangan panas bumi yang ekonomis, perlu eksplorasi geologi dan pengeboran sumur uap yang mahal. Investasi awal proyek PLTP sangat besar, sementara kepastian hasil baru diketahui setelah pengeboran dilakukan. Risiko gagal menemukan sumber uap cukup tinggi, sehingga investor sering enggan tanpa dukungan pemerintah.