Infrastruktur & Lokasi Terpencil: Sumber-sumber geothermal sering berada di wilayah terpencil atau pegunungan yang sulit diakses. Membangun jalan akses, jaringan transmisi listrik, dan fasilitas pendukung di area tersebut menambah kompleksitas dan biaya.
Persaingan dengan Energi Fosil Murah: Batu bara di Indonesia sangat melimpah dan biayanya murah. Apalagi, pemerintah memberikan subsidi pada batu bara untuk listrik, sehingga harga listrik energi terbarukan kurang kompetitif. Tanpa insentif yang kuat, investor PLTP sulit bersaing.
Regulasi & Perizinan: Sebelum 2014, pengembangan panas bumi terhambat aturan yang mengkategorikan geothermal sebagai usaha pertambangan, sehingga dilarang di kawasan hutan konservasi. Meski regulasi sudah lebih mendukung sejak adanya UU baru, proses perizinan masih panjang, dan kepastian tarif listrik panas bumi menjadi isu tersendiri.
Isu Lingkungan & Sosial: Meski ramah lingkungan, proyek PLTP tetap harus memperhatikan dampak lokal. Pengeboran sumur bisa memicu kekhawatiran warga, sehingga perlu pendekatan sosial dan studi lingkungan yang menyeluruh.
Kebijakan Energi dan Ambisi Menjadi Raja Panas Bumi
Pemerintah menyadari bahwa panas bumi adalah kunci transisi energi bersih dan ketahanan energi nasional. Langkah-langkah strategis telah ditempuh, antara lain:
Target Nasional & Strategi Energi: Pemerintah menargetkan kapasitas panas bumi mencapai 7,24 GW di 2025 dan 9,3 GW di 2030-2035. Panas bumi menjadi pilar untuk mencapai bauran energi terbarukan 23% pada 2025. Meski target kemungkinan mundur, komitmen jangka panjang tetap ada.
Insentif Investasi: Pemerintah memberikan insentif fiskal seperti tax holiday, pembebasan bea masuk, serta pendanaan eksplorasi untuk mengurangi risiko awal proyek.
Perbaikan Regulasi: UU Panas Bumi 2014 dan peraturan turunannya membuka peluang pengembangan di kawasan konservasi dengan persyaratan lingkungan. Harga jual listrik juga mulai diatur agar lebih menarik bagi investor.
Peran BUMN dan Swasta: Pemerintah mendorong BUMN dan swasta untuk agresif mengembangkan proyek panas bumi. Sinergi antara keduanya diperlukan agar target kapasitas tercapai.
Belajar dari Negara Lain: Pembanding Geothermal Global