Amerika Serikat: Produsen terbesar dunia, meski kontribusinya kecil terhadap total listrik nasional. AS unggul dalam inovasi seperti Enhanced Geothermal Systems.
Filipina: Pernah menjadi peringkat dua, dengan pemanfaatan hampir 50% dari total potensi. Contoh konsistensi kebijakan dan kemauan politik sejak krisis energi 1970-an.
Islandia: Negara dengan pemanfaatan geothermal paling maksimal secara proporsional. Hampir seluruh rumah dipanaskan dengan panas bumi.
Selandia Baru: Memanfaatkan geothermal sejak 1950-an. Menunjukkan pentingnya kesinambungan kebijakan lintas generasi.
Turki dan Kenya: Keduanya menunjukkan bahwa geothermal bisa tumbuh cepat dengan kebijakan dan investasi yang tepat.
Manfaat Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Pengembangan Geothermal
Mengapa Indonesia perlu bersusah payah mengejar status "Raja Panas Bumi Dunia"? Selain prestise, ada banyak manfaat strategis yang bisa didapat bangsa ini dengan mengoptimalkan energi geothermal:
1.Ketahanan Energi & Desentralisasi Listrik: Pembangkit panas bumi dapat dibangun dekat dengan sumbernya, yang kebanyakan berada di luar Jawa. Ini berpotensi mendorong pembangunan listrik di daerah terpencil dan pulau-pulau yang selama ini bergantung pada diesel mahal. Dengan geothermal, daerah seperti Sumatra Utara, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga Maluku bisa memiliki pasokan listrik andal tanpa harus tersambung jaringan Jawa. Ketahanan energi nasional meningkat, ketergantungan pada BBM impor berkurang.
2.Stabilitas Pasokan & Komplementer EBT Lain: Berbeda dari surya dan angin yang intermiten, panas bumi menghasilkan listrik stabil 24/7. Ini cocok sebagai base load yang memastikan jaringan listrik tetap stabil ketika PLTS tidak ada matahari atau PLTB saat angin lemah. Memadukan geothermal dengan PLTS/PLTB akan menghasilkan sistem kelistrikan yang andal dan 100% terbarukan. Dalam jangka panjang, geothermal bisa menjadi tulang punggung baseload menggantikan PLTU batu bara.
3.Pengurangan Emisi & Lingkungan Lebih Bersih: Panas bumi adalah energi sangat rendah emisi karbon. Gas rumah kaca dari PLTP nyaris nol dibanding emisi CO masif dari PLTU batu bara. Dengan memperbanyak PLTP, Indonesia bisa menurunkan emisi CO secara signifikan sesuai komitmen Perjanjian Paris. Selain itu, polusi udara bisa berkurang karena PLTP tidak membuang asap atau partikel. Lingkungan lokal pun relatif terjaga; lahan yang dipakai PLTP jauh lebih kecil daripada tambang atau bendungan, dan setelah sumur dibor, permukaan bisa dihijaukan kembali. Ini menjadikan geothermal salah satu energi terbarukan paling ramah lingkungan.
4.Manfaat Ekonomi & Sosial Lokal: Setiap proyek PLTP membawa investasi puluhan hingga ratusan juta dolar, artinya penciptaan lapangan kerja bagi tenaga lokal, mulai dari konstruksi hingga operasional. Muncul juga efek domino ekonomi: infrastruktur jalan diperbaiki, aktivitas ekonomi baru (kontraktor, pemasok, jasa) tumbuh di sekitar proyek. Beberapa daerah bahkan bisa mengembangkan wisata geo-park atau pemandian air panas yang terintegrasi dengan pemanfaatan geothermal, seperti di Dieng dan Kamojang. Dengan catatan, manfaat ini akan maksimal jika perusahaan melibatkan pengusaha daerah dan melatih tenaga kerja lokal, serta program CSR yang memberdayakan masyarakat sekitar.