Lihat ke Halaman Asli

M Qorie Hernando

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Daun Mencari Arah untuk Jatuh

Diperbarui: 12 Oktober 2025   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore itu, langit berwarna jingga pucat. Dari jendela kamarnya, Sala memandangi daun-daun yang gugur perlahan dari pohon mangga di belakang rumah. Ada sesuatu dari cara daun itu jatuh—pelan, ragu, seolah mencari arah sebelum menyentuh tanah—yang membuatnya merasa terwakili.

Sudah tiga minggu Sala tidak datang ke latihan teater. Setiap kali ia ingin berangkat, ada suara di kepalanya yang bilang “buat apa, mereka nggak bakal nyari kamu.” Lalu tubuhnya membeku, dan rencana itu hilang begitu saja.

Sala bukan tidak peduli. Ia hanya terlalu takut terlihat salah. Takut disalahpahami. Takut kalau keberadaannya justru mengganggu.
Ia terbiasa menyimpan semuanya sendiri, sampai akhirnya tak tahu bagaimana caranya bicara lagi.

Suara ketukan di pagar memecah lamunannya. Dari jendela, ia melihat Raza berdiri sambil membawa dua gelas kopi dingin. “Aku tebak kamu belum makan siang,” katanya begitu Sala keluar.

Sala setengah tersenyum. “Kamu hobi banget jadi pengantar kopi ya.”

“Mending gitu daripada jadi pengantar kabar buruk,” balas Raza santai. Mereka duduk di bangku kayu dekat taman, membiarkan angin sore lewat tanpa banyak bicara.

Beberapa menit berlalu dalam diam sebelum Raza mulai bicara, “Latihan tadi rame. Hani sempat nanyain kamu.”

Sala menghindari tatapan itu. “Aku cuma… nggak yakin mereka masih nyaman kalau aku balik.”

“Kenapa harus mikir gitu?”

Sala menunduk, suaranya kecil, “Aku takut mereka salah paham. Kadang aku ngomong sesuatu, orang malah mikirnya aneh. Jadi ya... mending diam.”

Raza menghela napas, menatap daun yang jatuh di kakinya. “Kamu sadar nggak, daun juga nggak pernah nanya angin bakal bawa dia ke mana. Tapi dia tetap jatuh. Karena itu satu-satunya cara buat tahu di mana dia akan berhenti.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline