Lihat ke Halaman Asli

Pena Kusuma

Mahasiswa Fakultas Hukum

Kapal Induk Fujian Uji Coba Terakhir: Langkah Besar China di Laut Asia

Diperbarui: 16 September 2025   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fujian (CV-18), lompatan besar China ke kelas supercarrier untuk proyeksi kekuatan global. (Sumber: Sinodefenceforum) 

Kapal induk CNS Fujian dipastikan melintasi Selat Taiwan menuju Laut China Selatan dalam rangka uji coba dan latihan pra-komisioning yang diumumkan oleh Angkatan Laut Tiongkok (PLAN), sebagaimana dilaporkan Reuters. Media Jepang melaporkan Fujian terlihat di dekat Kepulauan Senkaku, diiringi kapal perusak PLAN, sementara Taiwan dan negara-negara regional memantau pergerakan ini dengan cermat. Fujian adalah kapal induk domestik tipe 003 dengan perkiraan bobot penuh sekitar 80.000 ton, menggunakan sistem peluncur katapel elektromagnetik (EMALS/CATOBAR), dan kemungkinan bertenaga konvensional, bukan nuklir. Ini menjadikan Fujian kapal induk kedua di dunia yang mengoperasikan EMALS, setelah USS Gerald R. Ford milik Amerika Serikat.

CNS Fujian membawa lompatan besar bagi kapal induk Tiongkok dengan penggunaan EMALS/CATOBAR, yang memungkinkan peluncuran pesawat lebih berat dengan bahan bakar dan persenjataan penuh, termasuk KJ-600 AEW, varian J-15 yang ditingkatkan, dan pesawat generasi kelima J-35. Ini memberi jangkauan operasi udara yang lebih luas, namun menguasai desain EMALS tidak otomatis menjamin operasi tanpa masalah, karena sistem ini sangat kompleks. Amerika Serikat, yang pertama mengoperasikan EMALS di USS Gerald R. Ford, menghadapi masalah reliabilitas awal yang dilaporkan DOT&E, sehingga memerlukan perbaikan hardware, software, dan pelatihan intensif. Tiongkok kemungkinan menghadapi kurva pembelajaran serupa. Dari sisi fisik, Fujian diperkirakan memiliki bobot penuh 80.000--85.000 ton, jauh lebih besar dari Liaoning dan Shandong, dengan ruang hangar dan dek lebih luas. Namun, karena menggunakan mesin konvensional, bukan nuklir, daya jelajah dan ketahanan misinya tetap terbatas dibanding kapal induk nuklir AS. Meski Tiongkok diketahui menguji reaktor kapal di darat, teknologi ini belum diterapkan pada Fujian. Untuk armada udara, Fujian diperkirakan membawa jet tempur J-15T/J-35, helikopter, pesawat intai ASW, dan KJ-600 AEW, tetapi efektivitas tempurnya akan bergantung pada integrasi avionik, kesiapan pesawat dan pilot, serta stabilitas sistem peluncuran dan penangkapan, yang pada tahap awal menjadi kendala utama.

Visitors view a model of the Fujian Type 003 carrier at Airshow China 2024 in Zhuhai, Guangdong province, China [Tingshu Wang/Reuters]. 

Transit CNS Fujian melalui Selat Taiwan dan kemunculannya dekat Kepulauan Senkaku merupakan sinyal politik-militer yang menunjukkan kemampuan Angkatan Laut Tiongkok (PLAN) untuk mengerahkan aset besar di Laut China Timur dan Selatan. Namun langkah ini juga memicu ketegangan diplomatik dan meningkatkan pengawasan ketat dari Jepang, Taiwan, dan Amerika Serikat. Dalam jangka menengah, Fujian memperkuat kemampuan PLAN untuk operasi "blue-water" terbatas, tetapi pengaruh strategis jangka panjang akan bergantung pada jumlah dan kesiapan kapal induk, jaringan logistik seperti pelabuhan dan kapal tanker, serta integrasi pesawat pendukung seperti AEW, anti-kapal selam, dan pertahanan udara. Meski kesenjangan perangkat keras dengan kekuatan regional makin menyempit, kesenjangan pengalaman operasional tetap menjadi tantangan utama. Selain itu, sebagai aset bernilai tinggi, kapal induk sangat rentan tanpa perlindungan dan dukungan yang memadai, dan kemampuan PLAN untuk menjaga operasi jauh dari pangkalan akan benar-benar teruji dalam latihan dan operasi nyata.

Sejumlah kendala dan ketidakpastian masih membayangi pengoperasian CNS Fujian. Hingga kini, belum ada bukti independen yang menunjukkan sistem EMALS China memiliki reliabilitas setara dengan USS Gerald R. Ford, karena informasi yang tersedia hanya berupa klaim internal dan foto uji coba, sehingga pernyataan "setara AS" perlu disikapi dengan hati-hati. Selain itu, kesiapan awak dan pilot menjadi tantangan besar, karena PLAN harus membangun kader awak deck dan pilot carrier dalam jumlah besar, sementara pembagian awak veteran ke tiga kapal sekaligus berpotensi menurunkan kualitas dan pengalaman unit baru. Dari sisi logistik, penggunaan propulsi konvensional membatasi daya jelajah dan ketahanan operasi, menuntut rantai suplai bahan bakar serta pembangunan fasilitas pendukung di laut dan pangkalan luar negeri, yang membatasi operasi jarak jauh dibanding kapal induk nuklir. Sementara itu, tanggal resmi komisioning Fujian belum diumumkan; spekulasi publik mengaitkannya dengan tanggal simbolis seperti 18 September atau 1 Oktober, namun PLAN belum memberikan konfirmasi, sehingga semua perkiraan tetap belum pasti.

Carrier Fujian (018), CNS Hangzhou (136), dan CNS Jinan (152) tertangkap dalam foto JMSDF. (Sumber: JMSDF) 

Artikel ini disusun berdasarkan berbagai sumber utama untuk memberikan gambaran menyeluruh dan mendalam tentang kemajuan kapal induk Fujian. Reuters melaporkan pergerakan Fujian melalui Selat Taiwan, sementara Al Jazeera mengutip analis seperti Ray Powell untuk memberikan konteks regional dan pandangan Angkatan Laut Tiongkok (PLAN). USNI News menyajikan analisis tentang kesiapan Fujian dan kemungkinan tanggal komisioning, sedangkan CSIS ChinaPower dan Naval-Technology memaparkan spesifikasi teknis dan desain kapal. Laporan DOT&E serta data dari Departemen Pertahanan AS mengulas reliabilitas sistem EMALS berdasarkan pengalaman di USS Gerald R. Ford. Sumber lain seperti SCMP, Asahi Shimbun, Stars & Stripes, CNA Taiwan, dan media regional mengonfirmasi pengamatan langsung serta reaksi negara-negara sekitar. Publikasi ilmiah seperti MDPI dan Semantic Scholar turut memperkuat pemahaman tentang teknologi elektromagnetik yang digunakan Fujian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline