Lihat ke Halaman Asli

Opa Jappy Official

Digital Journalism

Halusinasi Politik Politisi Halunistic

Diperbarui: 30 Januari 2025   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Jakarta News 


Citayam, Jawa Barat | Anda, ya, diriku yang sementara baca, pernah mendengar kata Halu? Pastilah! Ungkapan yang sering diucapkan Generasi Milenial X, Y, Z, bahkan Mak-mak pun juga sering ucapkan.

Lalu, Apa sich Si Halu tersebut?

Halu merupakan, ungkapan singkat dari Halusinasi. Halusinasi merupakan gangguan persepsi pada seseorang ketika (ia, mereka) mendengar, merasa, mencium, atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Juga merupakan  sensasi yang diciptakan oleh/dalam pikiran seseorang tanpa data, bukti, fakta, atau pun sumber-sumber nyata.

Halusinasi bersifat (i) sementara, dan (ii) gangguan medis. (i) muncul ketika salah satu anggota keluarga baru saja meninggal dunia. Ia/mereka (yang berduka) seolah-olah mendengar (suara dari yang baru meninggal) atau melihat "bayangan terlihat hidup;" halusinasi seperti ini biasanya  menghilang seiring hilangnya kedukaan dan kesedihan, (ii) gangguan medis, lihat di bawah


Penyebab Medis. Umumnya Halusinasi muncul karena  berbagai faktor. Misalnya,

  • Gangguan kejiwaan, seperti skizofrenia, demensia, dan depresi berat dengan gejala psikosis
  • Gangguan saraf dan otak, seperti penyakit Parkinson, migrain dengan aura, delirium, stroke, epilepsi, dan penyakit Alzheimer
  • Konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, seperti kokain, amfetamin, dan heroin
  • Demam, terutama pada anak atau lansia
  • Gangguan tidur, seperti narkolepsi
  • Penyakit berat, seperti gagal ginjal atau gangguan hati stadium lanjut, HIV/AIDS, kanker otak, cedera kepala, dll
  • Efek samping obat-obatan

Jenis Halusinasi

1. Halusinasi Pendengaran, misalnya mendengar suara-suara yang tidak didengar orang lain; suara tersebut dapat berupa instruksi, percakapan, alunan musik, atau bahkan langkah kaki.

2. Halusinasi Penglihatan, misalnya seolah melihat sesuatu (objek, pola visual, manusia, atau cahaya), tapi sebetulnya tidak ada

3. Halusinasi Penciuman, misalnya mencium aroma wewangian atau bau yang tidak sedap atau merasa bahwa tubuhnya berbau busuk, padahal nyatanya tidak.

4. Halusinasi Pengecapan, misalnya merasakan sensasi bahwa sesuatu yang dimakan atau diminumnya memiliki rasa yang aneh

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline