Lihat ke Halaman Asli

nurmakhusnul

mahasiswa

Dinamika Ekonomi Politik Nasional 2025

Diperbarui: 9 Agustus 2025   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun 2025 menjadi periode penting bagi perkembangan ekonomi politik di Indonesia. Pergantian pemerintahan, perubahan arah kebijakan fiskal, serta dinamika geopolitik global mempengaruhi lanskap hubungan antara kekuatan politik dan kebijakan ekonomi nasional. Ekonomi politik, sebagai disiplin yang mempelajari interaksi antara kekuasaan dan distribusi sumber daya, memberikan kerangka analisis yang relevan untuk memahami bagaimana keputusan ekonomi tidak pernah terlepas dari kepentingan politik yang melatarbelakanginya. Secara global, ketidakpastian ekonomi masih membayangi. Perang dagang yang kembali memanas antara Amerika Serikat dan Tiongkok, fluktuasi harga komoditas energi, dan perlambatan ekonomi Eropa memberikan tekanan tersendiri pada negara berkembang, termasuk Indonesia. Kondisi ini menuntut pemerintah untuk merumuskan kebijakan yang mampu menjaga stabilitas ekonomi domestik sekaligus melindungi kepentingan nasional di tengah persaingan internasional. Di dalam negeri, tantangan utama pada tahun 2025 adalah menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah beban fiskal yang meningkat. Kebijakan subsidi energi yang kembali diperluas untuk mengendalikan inflasi telah menimbulkan perdebatan antara efisiensi ekonomi dan pertimbangan politik populis. Di satu sisi, subsidi membantu menjaga daya beli masyarakat, namun di sisi lain menekan ruang fiskal pemerintah untuk membiayai pembangunan infrastruktur dan program jangka panjang. Salah satu contoh kasus yang mencerminkan hubungan erat antara politik dan ekonomi pada tahun 2025 adalah kebijakan pengendalian harga beras menjelang Pemilu Kepala Daerah serentak. Pemerintah memutuskan untuk menambah stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) melalui impor guna menekan harga di pasar domestik. Secara ekonomi, kebijakan ini efektif menahan inflasi pangan yang sempat mencapai 7% pada awal tahun. Namun secara politik, langkah tersebut menuai kritik dari sebagian kelompok petani lokal yang menilai kebijakan impor dapat merugikan harga gabah di tingkat petani. Situasi ini menunjukkan bagaimana keputusan ekonomi sering kali dibentuk oleh pertimbangan politik, terutama ketika stabilitas harga menjadi isu sensitif menjelang momentum elektoral. Selain faktor domestik, posisi Indonesia di panggung internasional juga menjadi bagian dari strategi ekonomi politik nasional. Tahun 2025 ditandai dengan intensifikasi kerja sama regional melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) untuk memperkuat konektivitas ekonomi dan perdagangan bebas. Di saat yang sama, pemerintah juga berupaya mengamankan pasokan energi dan pangan melalui perjanjian bilateral dengan negara-negara mitra strategis, langkah yang tidak hanya bernilai ekonomis tetapi juga strategis dalam diplomasi politik luar negeri. Tantangan ke depan adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara kebutuhan jangka pendek yang sering kali dipengaruhi agenda politik dan strategi pembangunan jangka panjang yang berorientasi pada keberlanjutan. Dalam konteks ini, transparansi kebijakan, partisipasi publik, dan tata kelola pemerintahan yang baik menjadi prasyarat penting agar kebijakan ekonomi tidak hanya menguntungkan kelompok tertentu, tetapi juga mampu memperkuat fondasi kesejahteraan nasional secara merata. Dinamika ekonomi politik Indonesia di tahun 2025 menunjukkan bahwa keputusan ekonomi tidak bisa dilepaskan dari konteks politik yang melingkupinya. Memahami keterkaitan ini menjadi kunci untuk mengantisipasi perubahan kebijakan dan merumuskan strategi yang adaptif terhadap perubahan lanskap kekuasaan, baik di tingkat nasional maupun global.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline